Berkarya seni bagi seseorang, merupakan sebuah proses kreatif yang dilakukan dalam rangka memenuhi tugas imperatifnya sebagai seorang seniman. Dalam hal ini, berkarya seni merupakan fase penting dalam perjalanan karier dan berkesenian seseorang, dalam “membaca dan mengartikulasikan hidup dan kehidupan”, menjadi “produk kreatif” yang berguna bagi pemenuhan hidup manusia. Di dalamnya tersirat adanya momentum untuk menunjukkan setidaknya dua hal mendasar. Pertama, berkarya seni menjadi “kewajibanmoril” untuk memberi tanda, jejak dan prestasi kerja yang ditorehkan seseorang dalam kehidupannya. Dalam hal ini, berkarya seni menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang dalammenginterpretasikan ide dan gagasan kreatifnya ke dalam sebuah karya. Selain itu, kehadiran karya seni dapat menjadi informasi awal atas pembacaan internal seniman mengenai ide, gagasan, media, teknis, bentuk pengungkapan dan imajinasi kreatif seseorang dalam berkarya. Kedua, berkarya seni menjadi wahana bagi seseorang untuk memperkenalkan dan meningkatkan eksistensi diri dalam komunitas berkesenian yang lebih luas. Dalam hal ini, berkarya seni menjadi media “unjuk diri, evaluasi dan refleksi seniman”, terhadap proses berkesenian yang dilakukannya selama ini. Proses berkesenian yang dimaksud, yaitu serangkaian kerja dan usaha yang dilakukan secara konsisten dan gigih dalam mentransformasikan ide dan gagasan kreatifnya ke dalam sebuah karya. Selain itu, dari proses berkesenian yang telah dilakukan, pada akhirnya akan terlihat seberapa besar “peran dan kontribusi” yang diberikan seseorang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan
kegiatan kesenian dalam kehidupan masyarakat kita saat ini.
Berpijak dari pandangan di atas, maka kehadiran karya seni, khususnya seni lukis, berpotensi besar untuk bersentuhan dengan banyak hal yang mengitarinya. Salah satunya yaitu berhubungan erat dengan masalah pengetahuan tentang teknik, bahan dan bahasa rupa, yang berguna untuk menganalisis bentuk/wujud visual karya seni lukis yang dihasilkan. Pengetahuan tentang teknik, akan membantu seseorang untuk mengetahui berbagai cara yang digunakan seniman dalam memvisualisasikan ide dan gagasan kreatifnya ke dalam karya. Sedangkan pengetahuan mengenai bahan/media yang digunakan untuk berkarya, akan mendorong seseorang untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mencari dan mengolah bahan/media yang akan digunakan dalam berkarya. Sementara itu, pengetahuan tentang bahasa rupa, akan berhubungan dengan perasaan dan kombinasi dari berbagai pengetahuan sebelumnya. Sehingga pengetahuan ini, akan meningkatkan pemahaman dan apresiasi seseorang terhadap karya seni lukis, dengan kualitas pengamatan yang menyeluruh dan mendalam.
Selain beberapa pengetahuan di atas, hal lain yang harus dimiliki, yaitu pemahaman tentang fungsi, unsur-unsur pembentuk, tema dan gaya seni lukis yang dihasilkan seseorang. Dalam hal ini, fungsi seni lukis selain untuk memenuhi kebutuhan pribadi, juga dapat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Sebagai media untuk memenuhi kebutuhan pribadi, karya seni lukis dapat dijadikan sebagai media ekspresi yang dapat menumbuhkan rasa senang, haru, dan empati yang ditimbulkan karena adanya keterpaduan dari unsur-unsur bentuk yang menunjang wujud utuh dari karya tersebut, seperti komposisi warna, unsur garis yang digunakan, berbagai bentuk bidang, kemiripan bentuk dan lain sebagainya. Selain itu, karya seni lukis yang dihasilkan, dalam penciptaannya selalu memiliki tema atau ide pokok yang menjadi informasi yang ingin disampaikan oleh seniman kepada masyarakat penikmat karyanya. Dalam sisi yang lain, karya seni lukis selalu memiliki gaya yang merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si seniman dalam menyajikan karyanya.
Beberapa pertimbangan di atas, pada akhirnya mendorong Pelukis Dida Rusdiana, untuk mengekspresikan ide dan gagasan kreatifnya lewat karya seni lukis. Pengungkapan ekspresi lewat seni lukis yang dipilih Dida Rusdiana, pada awalnya tidak dapat dipisahkan dari adanya dorongan dia untuk menghasilkan karya-karya seni yang berkualitas. Meskipun secara formal dia tidak pernah mengenyam pendidikan seni secara langsung, namun berkat kegigihan dan keuletan dia dalam berkarya, pada akhirnya dia mampu menghasilkan karyakarya seni lukis yang berkualitas. Dalam hal ini, Dida Rusdiana belajar secara otodidak untuk mengasah bakat dan keterampilannya itu. Meskipun demikian, tentunya dia juga tidak pernah berhenti untuk belajar. Karenanya tahun 2005, dia bergabung dan belajar seni lukis di Bale Seni Barli, dan mendapat bimbingan langsung dari maestro seni lukis realis Indonesia Barli Sasmitawinata (alm). Dari Bale Seni Barli itulah Dida Rusdiana mandapat pengetahuan dan wawasan tentang berkesenian, yang dapat meningkatkan kreativitasnya dalam berkarya.
Selain itu, dari pengalamannya itu, pada akhirnya dia memiliki banyak kesempatan untuk mengadakan kegiatan pameran seni, baik di dalam maupun di luar negeri. Adapun kegiatan pameran seni yang telah diikutinya, yaitu; pameran bersama “ Renjana semangat yang hidup” di Galeri Nasional Indonesia (2008), pameran bersama “Lestari” di The Energy Building Medco Rizt Calton Jakarta (2010), pameran “Shimpony of Indonesia” at RA Fine Art Gallery Kualalumpur Malaysia (2010), pameran “Parahiangan” di BSB Kota Baru Parahiangan Bandung (2012), pameran “Lestari 2” di Balepare Kota Baru parahiangan Bandung (2014), pameran “Hulu” di rumah Kopi Baretto Tasikmalaya (2014), pameran “Zona# 1 The Huis” di Balai Budaya Bandung, Pameran bersama “Nautika Rasa Bahari” di Galeri Nasional Jakarta (2016), pameran bersama “Papuri Artefak Laut Kidul” di Papuri Art Gallery (2016) dan Pameran bersama “Artasik#3” di Gedung Kesenian Tasikmalaya (2017).
Berkaitan dengan karya lukis yang dipamerkan, dia cenderung memilih lukisan realis sebagai media ekspresinya. Hal ini dapat terlihat dari adanya usaha dia untuk menggambarkan suatu objek sesuai dengan realitas objek yang diamatinya. Selain itu, dia juga berusaha untuk “jujur” dalam memvisualisasikan objek yang dilihatnya itu, dengan tidak memanipulasi penerapan berbagai bahan/media, alat dan teknik untuk mengubah tampilan objek yang sesungguhnya. Hal lain yang dilakukan Dida Rusdiana, yaitu berusaha untuk menggambarkan objek dengan ketelitian, kecermatan dan akurasi yang sangat baik, serta mencoba untuk menghadirkan objek yang dilihatnya itu secara realis, tanpa adanya tendensi
penambahan dan pengurangan realita.
Sementara itu, tema-tema lukisan Dida Rusdiana, pada prinsipnya merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan dia kepada khalayak atau penikmat seni. Dalam hal ini, tema yang sering dimunculkan Dida Rusdiana dalam karya seni lukis yang dihasilkannya, yaitu berhubungan dengan alam benda, hewan, tumbuhan dan aktivitas manusia, termasuk di dalamnya melukis wajah/ekspresi seseorang. Tema-tema tersebut, pada akhirnya mampu menyentuh penikmat seni, karena dapat membangkitkan persepsi dan ingatan para penikmat seni keberbagai hal yang dibentuk dan disajikan dalam karya-karyanya. Kemampuan Dida Rusdiana dalam memilih dan mengangkat tema-tema di atas, pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari adanya kesadaran dia dalam memandang “hidup dan kehidupan” ini, di dalamnya termasuk latar belakang individual, latar belakang pendidikan, keluarga dan masa lalu dia. Dengan kondisi tersebut, maka Dida Rusdiana dalam melakukan interpretasi terhadap tema yang dipilihnya itu, diwujudkan dengan cara dan pendekatan yang berbeda.
Berkaitan dengan media dan teknik yang digunakan Dida Rusdiana dalam berkarya, seniman asal Tasikmalaya Jawa Barat ini, lebih banyak memilih media canvas dan cat minyak untuk memvisualisasikan ide dan gagasan kreatifnya dalam berkarya. Selain itu, kecenderungan yang tampak pada lukisan Dida Rusdiana, yaitu adanya penggambaran objek yang dibuat dengan “realistik, sangat detil, dan cermat” dengan sapuan dan “pulasan” kuas yang halus. Dalam hal ini, sapuan dan “pulasan” kuas yang dilakukannya, mendatangkan efek pencahayaan dan volume yang sangat baik. Hal lain yang tampak dari lukisan Dida Rusdiana, yaitu adanya usaha dia untuk menghasilkan efek-efek visual yang estetis dan khas. Dalam hal ini, teknik yang dipilih Dida Rusdiana, tampaknya telah dapat memenuhi/mewakili keinginan dia dalam mewujudkan karyanya. Teknik dan media yang dipilihnya itu, menunjukan adanya keterampilan dan kecerdasan Dida Rusdiana dalam mengkombinasikan/mengolah berbagai bahan/media dan teknik, sehingga mampu menghasilkan sebuah karya dengan kualitas yang tinggi.
Dengan beberapa pertimbangan di atas, akhirnya penulis berharap, kreativitas dan produktivitas Dida Rusdiana dalam menghasilkan karya-karya lukisnya akan terus meningkat, seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan keterampilan dia dalam berkarya. Untuk itu, maka tugas Dida Rusdiana selanjutnya yaitu berusaha untuk terus menghadirkan karya seni yang lebih baik dan berkualitas. Dalam hal ini, Dida Rusdiana tentunya memiliki gaya dan karakter tersendiri dalam berkarya, yang sangat dipengaruhi oleh pengalaman diri dan lingkungannya. Karenanya, karya seni yang dihasilkan dia, dapat menjadi “cermin” untuk melihat kualitas karya, perjalanan kreatif dan prestasi yang telah dia raih selama ini. Selain itu, kehadiran karya lukis Dida Rusdiana, tidak hanya menjadi “gaya individual” dia dalam berkarya, tetapi lebih dari itu, karya seni lukis yang dihasilkannya, dapat diterima sesara sosial, jika di dalamnya terdapat asas-asas yang dapat dipahami secara bersama. Hal ini berarti, dalam mewujudkan karya seni lukis, penggunaan kaidah dan simbol dalam seni, mengisyaratkan suatu bentuk pemahaman bersama, agar karya seni tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Sehingga pada akhirnya sebuah karya seni sebagai satu kesatuan karya, dapat menjadi sebuah ekspresi yang bermatra individual, sosial, maupun budaya, dengan muatan substansi ekspresi yang merujuk pada berbagai tema, interpretasi, atau pengalaman hidup seniman pembuatnya.
*Piyan Sopian, S.Pd.,M.Pd.
Alumni SMIK Negeri Tasikmalaya (sekarang SMKN 3 Kota Tasikmalaya), S1 Pendidikan Seni Rupa FBS Universitas Negeri Yogyakarta dan S2 PKLH Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Melaksanakan Pameran bersama Seni Rupa dibeberapa kota, diantaranya; Tasikmalaya, Bandung, Jogjakarta, Solo, Semarang, Magelang, Malang dan Bali, sejak tahun 1997 hingga sekarang. Sempat bergabung di Management Pinggiran Art Exhibitions Tasikmalaya, Komunitas Pelukis Pinggiran, Kelompok Seni Rupa Tasik (KSRT) dan Silva SMKN 3 Kota Tasikmalaya. Saat ini bekerja sebagai Guru Seni Budaya SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya dan tinggal di Dusun Kalanganyar, Desa Mandalahayu, Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.