SAWALA BUDAYA
NGALUNGSUR PUSAKA INDUNG
‘’ngawangikeun puseur wangi tatar mandalawangi limbangan ku ngarungsum galur sang niskala, tapak wangi nu siliwangi, sa rasa, sa jajar sa amparan sa sunda sa siliwangi”
KAJIAN SAWALA BUDAYA
- DASAR PEMIKIRAN
- TUJUAN
- WAKTU & TEMPAT
- RANGKAIAN ACARA
Perkembangan budaya suatu masyarakat saat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah budayanya. Setiap masyarakat memiliki sejarah budaya yang berbeda yang menyebabkan satu sama lain memiliki ciri yang berbeda. Peran sejarah budaya dapat dikatakan sebagai pembentuk watak dan kepribadian yang bersifat khas, selain menjadi salah satu faktor yang menentukan arah perkembangan selanjutnya. Gerak langkah dilandasi oleh Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. Pengetahuan mengenai sejarah budaya amatlah penting bagi setiap warganya, khususnya bagi kelompok generasi muda yang menghuni di wilayah tersebut.
Dengan mengenal sejarah budaya berikut peninggalan peninggalannya akan menjadi bagi pengetahuan tentang masyarakatnya dan juga pembentukan kepribadian yang sesuai dengan budaya masyarakatnya. Pengetahuan tersebut pada masa lalu dituturkan dalam bentuk cerita atau dongeng berkenaan dengan lingkungannya. Saat ini pengetahuan diajarkan secara formal maupun melalui berbagai informasi media masa secara nonformal. Dengan demikian, pegetahuan sejarah budaya semakin menyebar dan menjadi pengetahuan bersama. Masyarakat Limbangan, Kabupaten Garut secara administratif menjadi bagian masyarakat Garut.
Di lihat dari kewilayahannya, Kecamatan Limbangan sebagai perbatasan antara arah Garut, Sumedang dan Tasikmalaya ternyata banyak keunikan. Selain bentangan tanah yang subur, dengan sumber air yang cukup, juga struktur tanah yang satu sama lain saling bervariasi. Selain terdapat wilayah pesawahan dan perkebunan, terdapat pula wilayah perbukitan dan pegunungan yang berbatu yang bagi sebagian orang dipandang misteri.
Posisi strategis persimpangan dan keunikan geografis, maka bukan tidak mungkin sejarah budaya masyarakat Limbangan memiliki jalan khusus yang bilamana diteliti akan membuka pengetahuan baru. Hal ini tampak dari banyaknya fenomena hasil observasi dan wawancara dengan informan mengenai lingkungan setempat.
- Nama-nama tempat dan gunung memiliki kaitan dengan masa lalu, seperti Nampak pada nama Gunung Sanghyang. Kata Hyang memiliki kaitan dengan Parahyangan yang mengarah pada tempat suci para leluhur Limbangan.
- Masyarakat setempat banyak menceritakan mengenai wilayah yang dianggap sakral atau suci. Selain sebagai tempat pertapaan juga digunakan oleh sebagian orang untuk melaksanakan ritual khusus sebagai wujud rasa syukur kecintaan kepada Sang Pencipta.
- Banyaknya bentuk bebatuan yang berukuran besar yang posisinya seperti dibentuk dan disusun. Berbagai ukuran batu dengan bentuk yang bervariasi sehingga menyerupai tempat ritual pada masa pra sejarah. Pada bulan Oktober 2013 penulis menemukan sejumlah situs batu yang diperkirakan artefak sejarah budaya. Bentuk artefak tersebut menyerupai bangunan, meja sesaji, punden berundak,dolmen dan menhir, berbagai lesung, batu peti, juga semacam batu gores yang memiliki lambang – lambang.
- Ditemukan benda-benda yang berukuran sedang dan kecil yang berasosiasi pada peninggalan peralatan upacara keagamaan pada masa lalu. Bentukan-bentukan batu sisa-sisa bangunan, bahkan banyak pula tersebar berbagai bentukan batu yang diperkirakan senjata, dan alal-alat pertanian juga jimat sebagai media perantara ritual masa prasejarah, dengan bentukan yang sama dan berulang. Lokasinya tersebar luas di tengah sawah, kebun, dan di dalam hutan. Selain itu juga didapati beberapa artefak sejenis kapak genggam berbahan batu yang sudah dihaluskan yang sebagian dikoleksi penduduk setempat .
Berdasarkan hasil observasi dan temuan artefak di lapangan meyakinkan lintasan budaya di kecamatan Bl.Limbangan perlu diangkat serta dari diskusi dan masukan dengan para pakar (budayawan Prof. Jakob Sumardjo dari UPI dan, sejarawan, juga ahli budaya prasejarah zaman megalitkum dari arkeologi nasional dan para pemerhati kearifan lokal lainya ) sangat respons dan memberi dukungan, dan didasari tentang pentingnya pendokumentasian artefak di situs Limbangan sesegera mungkin sebelum rusak atau hilang.
Dengan berbagai temuan dan Fenomena lingkungan alam yang ada di wilayah Limbangan kini menjadi daya tarik bagi sebagian ahli arkeologi untuk melakukan peneulusuran dan penelitian mengenai kemungkinan hal itu sebagai peninggalan peninggalan sejarah budaya. Berbagai situs dan artefak yang ada diduga memiliki kaitan dengan gambaran kehidupan manusia di zaman prasejarah. Tepatnya artefak artefak menjadi bukti adanya kehidupan manusia ketika zaman masa berburu yang bertempat tinggal saat itu di gua-gua.
Upaya menelusuri dan memahami fenomena peninggalan sejarah budaya masyarakat Limbangan masa lalu, pada satu sisi menjadi pengetahuan baru tentang sejarah budaya masyarakat Limbangan dan Garut dan sisi lain menjadi bahan pengetahuan dan pembelajaran bagi generasi muda. Pembelajaran tersebut khususnya bagi para siswa Sekolah Menengah Pertama yang ada di wilayah Kecamatan Limbangan Garut dan sekitarnya. Dengan pengetahuan baru dimungkinkan para generasi muda semakin menyadari posisi dan perannya untuk melestarikan, mempublikasikan peninggalan budaya nenak moyangnya. Lebih dari itu generasi muda akan mengembangkan budaya masyarakat Limbangan secara kreatif di masa yang akan datang.
Dengan dasar perihal tersebut di atas, maka Ibu Ani Suhartini.,M.Pd sebagai pendiri Komunitas Pecinta Kabuyutan Gunung Sanghyang (KPKGS) menggagas suatu bentuk penyelamatan kekayaan negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam hal sejarah serta budaya di Jawa Barat khususnya daerah Limbangan Kabupaten Garut dengan upaya mengangkat kembali budaya yang telah hilang itu dalam bentuk Kemah Budaya yang secara terus menerus dilakukan dari tahun ke tahun sebagai penghargaan terhadap Alam dan penciptanya dengan tema: “SAWALA ADAT BUDAYA KASUNDAAN ANU KA 8 SEJA DI GELAR”. “NGAWANGIKEUN PUSEUR WANGI TATAR MANDALAWANGI LIMBANGAN, KU NGARUNGSUM GALUR SANG NISKALA, TAPAK WANGI NU SILIWANGI, SA RASA, SA JAJAR SA AMPARAN SA SUNDA SA SILIWANGI”.
Kehadiran dari berbagai Komunitas, Paguyuban Kasundaan, Padepokan, pemerintah serta masyarakat setempat yang turut mendukung terangkatnya kembali sejarah budaya dan peradaban Limbangan, selain itu diharapkan menjadi Pengikat Persatuan dan Kesatuan Bangsa demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan ngaguar adat budaya dengan Tema “NGALUNGSUR PUSAKA INDUNG.” ini akan dilaksanakan dengan maksud dan tujuan :
- Sebagai upaya menarik perhatian publik akan pentingnya menjaga kestabilan ekosistem di alam dan usaha penyadaran masyarakat untuk pengelolaan alam sebagai sumber daya dan tempat tinggal yang berkelanjutan.
- Meningkatkan penghargaan terhadap bumi dengan tidak berlaku semena‐ mena terhadap alam dimana pun adanya.
- Tidak menjadikan alam sebagai tempat yang bisa di eksplorasi sekehendak hati, atau berlaku mempersempit lahan-lahan hijau menjadi lahan-lahan industri
- Ikut berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan kekayaan negeri dibidang sejarah dan budaya yang beraneka ragam
- Meningkatkan apresiasi Masyarakat terhadap Adat Budaya,Seni Tradisi, Sejarah, Budaya dan Peradaban Limbangan yang menjadi cikal bakalnya sebuah kebudayaan yang hingga saat ini masih bisa dipertahankan..
- KPKGS ikut berperan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ikatan sejarah dan budaya.
- Meningkatkan kunjungan Wisatawan ke objek wisata alam, khususnya yang berbasis pegunungan dan sejarah kebudayaan.
WAKTU DAN TEKNIS PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan dari kegiatan dengan Tema “SAWALA ADAT BUDAYA KASUNDAAN “NGAWANIKEUN TATAR MANDALAWANGI LIMBANGAN WANGI, NITI WANCI NU MUSTARI NINGCAK MANGSA NU UTAMA WAHEGAR ISTRI GUMATI NASTITI BUDI RASPATI akan dilaksanakan pada :
- Hari : Sabtu
- Tanggal : 6 – 8 Juli 2024
- Waktu : 09.00 s.d selesai
- Tempat :
- Wisata Kuliner As Sunana (WISKUL) Desa Pasirwaru, Kp. Pasirastana (Komplek makam Sunan Cipancar Limbangan)
- Area Kabuyutan Gunung Sanghyang Kp. Cileunca Desa Ciwangi Kabupaten Garut dan Museum/Rumah Benda Budaya Nyai Tangulun
- PEMBUKAANHari & Tanggal : Sabtu, 06 Juli 2024
Waktu : 09.00 – 11.00
Lokasi : Wiskul Puseur Wangi (Kp. Pasir Astana, Desa Pasirwaru Limbangan)
- Rajah (Sanduk-sanduk)
- Sambutan (Bupati, Kepala Dinas Terkait, Kepala Desa, Para Tokoh)
- Sambutan Lemtari
- Sambutan Keraton Sumedang Larang dll
PROSESI
Waktu : 11.00 – 12.00
Lokasi : Wiskul Puseur Wangi (Kp. Pasir Astana, Desa Pasirwaru Limbangan)
- Nabuh Goong Kabuyutan
- Bazar/Sajian Kuliner
- Murak Tumpeng
- Nyawer/Ngawur (Beras, Kunyit/panglay dll)
- Layang Kadeudeuh (Pemberian bibit umbi_umbian, Padi, dan Tanaman dll)
- Menyanyikan Lagu Kawih Limbangan
- Pagelaran Seni (Jibrut, Capong, Pencak silat, Gondang dll)
ISOMA
Waktu 12.00 – 12.30PROSESI NGADEG MUSEUM BUMI TANGULUN
Waktu: 12.30 – 14.00
Lokasi : Museum/Rumah Benda Budaya Bumi Tangulun (Kp. Cianten blok Tangulun, Desa Ciwangi Limbangan)
- Kidung Pangjajap Rasa
- Ngalungsur Pusaka Indung
- Pameran Benda Budaya
- Pameran Batu Akik Buhun
NAPAK TILAS/ ZIARAH KUBUR MAKAM KERAMAT LIMBANGAN
Waktu: 14.00 – 16.00
Lokasi : Makam Sunan Cipancar/Makam Sunan Rumenggung – Lokasi Kabuyutan Gunung sanghyang
- Sawala Adat Budaya Sunda
- Tindak lanjut Acara ke depan dalam kontek pelestarian Benda Budaya
- Keputusan penentuan lokasi dan anggaran selanjutnya.
MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM (1 Muharam 1445 H)
Waktu : 06.30 – 22.00
Lokasi : Wiskul Puseur Wangi (Kp. Pasir Astana, Desa Pasirwaru Limbangan)
- Obor Limbangan (Pawai 100 Obor)
- Membuka Naskah Kuno Manuskrip Limbangan
RENUNGAN
Minggu 7-8 Juli 2024
- Pameran Benda Budaya
- Pameran Batu Akik
- Pameran Lukisan Online (Karya Ani Suhartini, M. Pd/Deudeuh Art)
- PEMBUKAANHari & Tanggal : Sabtu, 06 Juli 2024
PAMERAN ONLINE
Judul : 3 Matahari di ujung Bambu
Ukuran : 40 x 60 cm
Media : Cat Minyak dalam Kanvas
Tahun 2016
Konsef Karya : Indonesia ini dikenal sebagai negara yang hebat. Sehingga saking hebatnya muncul para tokoh yang sama terangnya. Namun memiliki sifat dan karakter berbeda. Mereka bernaung dalam balutan warna benreranya. Namun tetap negeri bambu ikut diterangi oleh ketiganÿa.
Ini hanya PR buat kita...
Janya pelukis yang tahu makna yang sebenarnya.
Event Lomba Lukis Di MUSEUM BARLI
Judul : Perjalanan Asmara Nyai Unduh dan Sang Prabu
Ukuran : 120 x120 cm
Media : Serbuk Kayu Dalam Kanvas
Tahun: 2018
Konsef Karya :
Perjuangan Cinta Dua Insan
Dalam sejarah Limbangan diceritakan ada Nyai Undu alias Nyai Kapunduhan Alias Nyi Rambut Kasih . Dalam cerita dia memiliki kekasih yang bernama Ki Santang Alias prabu keturunan dari kerajasn Tatar Sunda. Sedangkan Nyai Kapunduhan adalah keturunsn Dari Priyayi.
Keduanya Saling Jatuh cinta, namun terhempas oleh perbedaan prinsif. Sehingga dang Prabu harus ikut ajaranya fan belajar dulu agama. Namun Setelah pergi jauh belajar Agama Nysi Kapunduhsn kena musibah Rambutnya yang panjang terlilit oleh Rusa peliharaanya yang dikagetkan oleh Segerombolan kuda bersama prajuritnya, yang akhirnya terjatuh hingga tewas.
Akhirnya sang Prabu Merana dan terus berjanji akan terus berjuang untuk syiar sebagai bentuk cintanya pafa Sang kekasih. Ini hanya baru foklor belum pasti. Ini gambaran cerita adat dan tokoh setempat yang masih perlu kajian.
Judul : Purnama Dalam Laut
Ukuran : 120 x200 cm
Media : Serbuk kayu dalam kanvas
Tahun : 2015
Konsep Karya :
Purnama Dalam Laut.
Laut merupakan hamparan luas. Kaya akan sumber daya alam hayati . Laut merupalan sumber utama penghasil ikan. Kemanfaatanya pun menjadi hal penting dalam meningkatkan kesejahteraan umat.
Namun pernahkah kita bayangkan dalam kehidupan laut tembus cahaya bulan. Ikan pun bisa menikmati indahnya Maha Karya Sang Pencipta. Purnama adalah puncak keindahan malam ditengah lautan. Ikanpun yuporia nikmati cahayanya.
Namun masihkah cahaya bulan dinikmati oleh kita dimasa kini??
Hmm entahlah....
Yu kita kembali hidupkan bahwa PURNAMA adalah wisata paling murah yang bisa membuat hati bahagia dan nyaman dalam konsep budaya (Nyawang Bulan)
Judul : Gerhana Di Tengah Laut
Ukuran : 160 x 160 cm
Media : Mix Media on Kanvas
Tahun 2010
Konsef Karya :
Gerhana ditengah laut merupakan sindiran bagi para penangkap ikan. Laut merupakan kekayaan alam yg luar biasa. Ribuan jenis ikan yang indah yang perlu dilestarikan jangan sampai punah. Karena merupaksn kekayaan laut Nusantara yang langka. Namun mereka para pemburu ikan tak peduli , yang penting tangkapan ikanya banyak. Miris sekali.... !!
Mari kita buatkan aturan adat menangkap ikan sesuai aturan. Sayangilah laut dan seisinya!!
Dikoleksi oleh : Hotel Sumber Alam
Judul : Hasrat Perempuan
Ukuran : 160 X 160 CM
Media : Serbuk Kayu Dalam Kanvas
Tahun Kaya : 2010
Konsep Karya :
Hidup manusia memiliki keinginan. Salahsatunya Hasrat.
Jika perempuan menyendiri maka timbul gelora untuk mencari kepuasan batin. Namun ketika sendiri hasrat itu tak mungkin terpenuhi.
Ini hanya gambaran sosok perempuan saat menyendiri dan penuh ilusi.
Judul : Sosok Teladani
Ukuran : 140 X140 CM
Media : MIX MEDIA
Tahun : 2010
Konsef Karya :
Siapa yang tidak kenal dalam dunia pewayangan yang bernama Ki Semar. Dia merupakan tokoh yang diceritakan sebagai Raja yang merakyat dan Rakyat yang menjadi Raja. Sosok Semar itu symbol pemimpin yang sederhana, menyayangi rakyatnya, berwibawa, jujur ,disegani dan kesederhanaan yang luar biasa.
Masihkah di era sekarang ini ada pemimpin seperti Semar? Sosok yang memberikan contoh keteladanan sejati, bukan berpura_pura merakyat dan mengatasnamakan Rakyat. Namun dibalik itu semua kedzoliman rakus dan tak peduli air mata susahnya rakyat.
Semiga kedepan ada sosok SEMAR TURUN KEMBALI KE BUMI hingga dunia ini kembali indah. ( cerita pewayangan)
Judul : Renungan
Ukuran : 110 ×140 cm
Media : Mix Media
Konsep Karya :
Hidup ini begitu rumit. Hidup ini begitu pelik. Terkadang kita setiap hari berdoa namun tak satupun terkabul. Namun kadang tak pernah kita minta Tuhan memberikanya.
Mari kita renungkan, Tuhan akan memberikan apapun pada kita sudah dituliskan. Kita sebagai mahluk hanya berusaha , patuh dan tunduk akan aturanNya.
Yu mari kit renungkan untuk meraih kebahagiaan yang mnyelamatka kita di dunia dan akhirat!!!
Yu mari kita renungkan kasih sayang Tuhan itu maha sempurna.
Judul : Menolak Rayuan Naga
Ukuran : 120 x 200 cm
Media : Serbuk Kayu Dalam Kanvas
Tahun 2018
Konsep Karya :
Sosok perempuan merupakan symbol ibu Pertiwi. Binatang yang memiliki bentuk campuran binatang seperti Kepala Kuda, Badan burung , ekor , kaki dan
Ini mweupan contoh beberapa hewan yang kuat yang merayu Tuan Putri agar lukuh dan mnyerahkan cinta ataupun Kekuasaanya.
Namun sosok wanita dengan symbol ibu pertiwi menolak dengan tetap tunduk, hormat dan angun.
Jadi dalam istilah ini meski difoda oleh kegagahan, kekuasaan dan rayuan tetap kuat menolak apalagi tunduk.
Inilah sosok ibu pertiwi yang cantik dan terhormat begitu pengkuh dan kuat meski dirayu.
Bagaimana dengan keadaan negara saat ini?
Mampukah menolak kekuatan asing yang ingin merebut dan mnguasai tanah air kita...?
Kita hanya Bisa bersaksi..
Judul : Mengejar Cakrawala
Ukuran : 160 X 160
Media : Mix Media dalam Kanvas
Tahun : 2015
Konsef Karya :
Laut adalah hamparan yang luas. Laut dijadikan sebagai simbol mngejar cita cita atau keinginan.
Perahu merupakan cerminan diri kita untuk mengejar cakrawala sebagai cita cita.
Dikoleksi : FPBS/ UPI jurusan Seni Rupa
Judul : Bunda Misteri
Ukuran : 80 x 150 cm
Media : Cak Akrilik dalam Kanvas
Konsef Karya :
Lukisan yang seolah hidup.
Itu biasanya keterangan tiap fotonya
Judul : Senja Kita Pulang Sayang
Ukuran : 130x 130
Media : Mix Media dalam Kanvas
Tahun Pembuatan : 2010
Deskripsi Karya :
Lukisan ini terinspirasi ketika melihat mereka dimulai pagi sudah siap berangkat bersama dengan perbekalan makanam di bawa perempuan. Setelah senja mereka bersama pulang setelah matahari mulai surut. Keindahan, kesehajaan, kesederhanaan dan keharmonisan begitu melekat.
Harta bukan segalanya namum rutinitas keseharian dan kebersamaan serta kebahagian menjadi modal utama mereka.
Yu kita berkaca dari mereka.
Judul : Mom and Me
Ukuran : 120 × 160 cm
Tahun : 2013
Media : Cat Minyak dan Serbuk kayu dalam Kanvas
Deskripsi Karya
Lukisan ini menggambarkan kadihsayang ibu terhadao anaknya. Ibunya selalu memberikan wejangan dan pepatah yang baik kepada anak perempuanya. Bagaimana ketika menghadapi kehidupan nyat, hamil dan melahirkan, harus tetap tabah dan kuat. Perempuan itu banyak pekerjaan namun terkadang jasanya tak terlihat, perempuan harus tetap tangguh jangan mengeluarkan air mata tapi sembunyikan, seperti menyembunyikan rasa benci terhadap orang yang kita cintai.... demi infahnya kehidupan untuk mencapai ridhoNya.
Wanita harus kuat dan tangguh namun tetap jiwa mngabdi.
Lukisan ini pernah di Pamerkan bersama 22 ibu di Galeri kita yang sekarang menjadi Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat.
Judul : Ikan Hias
Ukuran : 80 x 80 cm
Media : Charcol on Canvas
Tahun: 2013
Deskripsi Karya
Ikan ini hanya sebagai gambaran mahluk Tuhan yang penuh keindahan. Bentuk yang begitu kaya dengan ornamen.
Mahluk Tuhan yang Exsotis. Gerakan Lincah yang meliuk menambah cantiknya .
Mungkin ini gambaran bagi kita kenindahan balutan busana yang kita kenakan akan menjadikan kita terlihat lebih mempesona.
Judul : Pesan Bunda
Ukuran 140 x 140 cm
Media : Mick Media Dalam Kanvas
Tahun : 2013
Deskripsi Karya :
Ibu adalah lambang kemuliaan. Maka ibu punya peran untuk menjadikan anaknya seorang yang hebat dan luar biasa.
Ibu berperan memberikan pepatah setiap langkah kehidupanya sampai ia dewasa.
Anak harus bisa mendengar apapun yang diberikan ibunya. Anak tetap harus menghormati ibunya. Disini terlihat ibu dan anak saling memberikan reaksi dan gambaran peran yang penih filosopi.
Lukisan ini pernah dipamerkan di Galeri kita bersama 22 ibu saat momen hari Ibu yang dijadikan sebagai pameran awal 22 ibu.
Deudeuh Art/ Ani Suhartini
Judul : Lamunan Ruh
Ukuran :120 x 140 cm
Media : Mix Media
Tahun pembuatan : 2010
Deskripsi Karya :
Saya sebagai pelukis saat itu hanya sedang membayangkan ruh iti seperti apa? Apakah wujud ruh itu bisa di gambarkan? Namun disaat merenung memikirkanya tiba tiba hidup ini banyak sekali keinginan. Banyak sekali asa dan cita-cita yang harus diwujudkan. Gambara fikiran diluar nalar dan dikenyataan berbalut satu dalam fantasi dan fatamorgana.
Baru terpikir mungkin lamunan itu ruh sehingga mewujudkan karya lamunan ruh.
Judul : Indramayu Di Mataku
Ukuran : 60 × 60 cm
Media : Serbuk Kayu
Tahun : 2010
Deskripsi Karya
Indramayu merupakan kota yang berhubungan dengan Garut. Karena Indramayu merupakan ujung dari sungai Cimanuk dan Hulunya di Garut.
Lukisan ini mengambarkan keindahan perahu perahu nelayan yang menghasilkan ikan yang betlimpah. Bagiku jika ingat indramayu pasti yang terbayang laut , perahu dan ikan.
Lukisan ini dibuat sebagai bentuk kekaguman pada Kota Indramayu yang dihadiahkan sebagai cindramata buat Bupati Indramayu saat itu (Ibu Ana)
Saat Pameran Nasional Indonesia Urban 2010
Judul : Gardenia
Ukuran : 60 x 60 cm
Media : Cat Minyak
Tahun Pembuatan : 1999
Deskripsi :
Wanita dilambangkan sebagai bunga. Ada sebuah cerita menyatunya sebuah cinta dengan penariknya karena bunga. Ketika seorang pria menyatakan cintanya, dan si perempuan malu malu sambi membawa pas bunga dan bunganya itu kaca piring. Bunga itu berearna putih harumnya berbeda, daunya bermanfaat sehingga si pria yertarik untuk melamar gadis tersebut sehingga sampai di pelaminan.
Hasil dari perkaeinan menfapat keturunan bayi lucu.,Cantik menggemaskan. Maka diberikanlah nama GARDENIA yaitu nama latin fari bunga kaca piring GARDENIA AGUSTA.
Judul : Dayung Bersama
Ukuran : 80 x 120 cm
Media : Mix Media
Tahun : 2014
Deskripsi Karya :
Setiap insan mengalami masa jatuh cinta. Dan cinta bersemi bisa dimana saja. Dua insan yang tak sengaja nersatu falam perahu untuk mengarungi lautan. Namun disitu tertanam rasa cinta yang tak dibayangkan sebelumnya. Terjadilah ikatan cinta dan berjanji untuk mengarungi lautan nersama dalam ikatan perkawinan. Akhirnya bahtera rumah tangga disimbolkan dalam satu petahu dayung betsama fengan penuh cinta dan keindahan.
Judul : Perahu dan Purnama
Ukuran : 30 x 30 cm
Media : Mix Media
Tahun 2012
Deskripsi:
Indahnya lautan tak sempurna jika tanpa ada bulan purnama di malam hari. Keindahan laut begitu srmpurna dipafankan dengan cahaya bulan yang berbalut awan. Sebuah perahu melaju dengan indahnya menambah sempurnanya alam pandang nyata sehingga mengantar ke alam dunia khayal atas keindahanya.
Lukisan ini dipamerkan di Malaysia hingga kini belum kembali.
Judul : Ibu
Ukuran : 50 x 60 cm
Media : Mix Media
Tahun : 2013
Deskripsi
Sosok ibu adalah panutan dan keteladanan. Ibu digambarkan sosok yang penuh kesempurnaan. Bulan ibarat cahayanya yang terpancar lembut.
Lukisan ini sebagai hadiah untuk ibu.
Lukisan ini dipamerkan di Jogjakarta dan belum kembali.
Judul : Dua Ikan Berbeda Tujuan
Ukuran : 60 x 80 cm
Media : Serbuk Kayu
Deskripsi :
Dua ikan berbeda arah sebagai simbol dalam satu tempat namun berbeda tujuan. Ikan yang selalu bersama mengarungi lautan tak selamanya selalu beriringan. Duri duri pun dipasang ketika tujuanya terhalang. Begitupun dalam kehidupan manusia. Tak selamanya selalu beriringan.
Judul : Lingkaran Kehidupan
Ukuran : 80 x 120 cm
Media : Mix Media
Tahun : 2010
Deskripsi :
Dalam kehidupan penuh dengan hayalan, permasalahan dan cita_cita serta penyesalan hidup.
Lingkaran ini sebagai gambaran sebiah perjalanan mengapai kehidupan. Perahu dan laut sebagai hamparan luas untuk bisa mengarunginya. Inilah kehidupan selalu berbeda fase.
Judul : 3 Wanita Malam
Ukuran : 120 x 140 cm
Media : Serbuk Kayu
Tahun : 2010
Deskripsi :
Wanita adalah sumber keindahan. Wanita berbalut gaun yan indah dengan dafa sedikit terbuka yerlihat lebih exotis dan mempesona.
Hal ini hanya berlaku untuk para wanita pengoda yang menjajakan dirinya sebagai pemuas hawa nafsu. 3 wanita malam ini gambaran kecil kehidupan. Namun zaman sekarang gaun itu tak dipakai oleh wanita malam daja tapi setisp perempuan yang ingin dipandang cantik dan sexi.
Haruskah seperti itu?
Judul : Putri Laut
Ukuran 100 x 120 cm
Media : Mix Media
Tahun : 1998
Deskripsi Karya :
Khayal semenjak kecil dilaut yang indah akan ada penghuninya. Penghuni tersebut digambarkan berwajah bidadari namun berbadan ikan dengan rambut yang indah dan panjang.
Gambaran itu melekat dikepalaku sehingga menjadikan sebuah karya yang sedehana namun penuh fantadi seperti dunia dongeng.
Judul : Tiga Kujang
Ukuran: 120 x 200 cm
Media : Mix Media
Tahun : 2023
Deskripsi :
Kujang merupakan senjata khas orang Sunda. Kujang memiliki filosofi buang luar biasa bagi masyarakat adat Sunda. Bahkan Senjata Kujang saat ini sebagai pusaka yang disakralkan.
3 Kujang ini merupakan filosofi Sunda yang mengacu kepada Tri tangtu dibuana.
Lukisan ini di pamerkan bersama FSKN ( Forum Silaturahmi Keraton Nusantara) di Gedung Ismail Marzuki.
Judul : Gadis Kampung
Ukuran : 50 x 70 cm
Media : Serbuk Kayu
Tahun : 2023
Deskripsi Karya :
Kebaya dan sangul merupakan ciri berpakaian masyarakat adat Sunda di perkampungan. Dengan penampilan yang bersahaja dan polos menambah kecantikan alami yang memakainya.
Namun sayang kebaya saat vini hanya pakaian yang digunakan hanya saat acara atau agenda tertentu. Kebaya saat ini jarang yang menggunakan dalam keseharian padahal wanita ber kebaya itu terlihat lebih elegant.
Judul : Ratu Ular dan Prabu
Ukuran :120 x 120 cm
Tahun : 2019
Media : Serbuk kayu
Deskripsi Karya :
Ratu melambangkan kedudukan seorang perempuan yang berkuasa.
Prabu adalah Lambang Raja. Lukisan ini menggambarkan dua dua insan manusia yang saling ber cinta berbeda negara. Namun mereka sangat saling mencintai tak melihat suatu perbedaan atau jauhnya tempat.
Lukisan ini di pamerkan bersama GBSRI.
Judul : Ibu Tani
Ukuran : 80 x 100 cm
Media : Cat Minyak dan Serbuk Kayu
Tahun : 1996
Deskripsi Karya :
Lukisan ini pengambaran petani yang sedang istirahat . Cetok merupakan budaya petani ketika ke sawah atau berkebun. Cetok ini terbuat dari bambu yang dipakai diatas kepala untuk menjaga dari terik matahari.
Baju kebaya dan samping pendek sebagai baju identitas ketika pergi ke Sawah.
Judul : Srangenge Di Selaawi
Ukuran : 140 x 200 cm
Media : Serbuk Kayu dan Serbuk Bambu Yang dipakai membuat Sangkar Burung Terbesar Di Indonesia.
Tahun Pembuatan : 2019
Deskripsi Karya :
Selaawi adalah kota kecil yang cantik. Alamnya yang masih murni membuat semua orang kagum dengan kecantikanya. Dulu Selaawi merupaķn bagian dari wilayah Limbangan.
Srangenge Di Selaawi adalah filosopi leluhur bahwa akan ada cahaya terang di Selaawi. Dengan lukisan ini hanya penggambaran untuk Kota Selaawi tercinta. Lukisan ini dipamerkan saat hari jadi Selaawi sehingga mendapatkan Rekor Muri dengan Sangkar burung terbesar.
Sayang ironis sekali, sarang burung yang harganya ratusan juta hancur karena tak mngerti bagaimna merawat sangkar tersebut. Itulah Garut
Judul : Sampurasun
Ukuran : 140 x 140 cm
Media : Serbuk Kayu
Tahun : 2023
Deskripsi Karya :
Sampurasun adalah ucapan selamat ketika kita mengawali biantara, bertamu atau bertemu sesama. Sampurasun merupakan ucapan kata berbahasa Sunda yang menjadikan sebuah kewajiban diucapkan sesama urang Sunda.
Sampurasun biasanya dibarengi dengan adab dan sikap yang dengan tangan didada serta kepala merunduk. Indah sekali sehinga terasa saling menghormati dan menghargai .
Jika ada yang mengucapkan sampurasun maka dijawab dengan kata Rampes.
Untuk membahas sampurasun sejatinya harus mendapat kajian khusus.
Sampurasun
Judul : Bunga Desa
Ukuran : 100 x 100
Media : Serbuk Kayu
Tahun pembuatan : 2022
Deskripsi
Bunga adalah digambarkan sosok perempuan.
Judul : Perempuan Paranormal
Ukuran : 100 x 100 cm
Media : Serbuk kayu
Tahun: 2024
Deskripsi
Perempuan paranormal menginspirasi bahwa bukan pekerjaan laki-laki saja.tapi justru perempuan lebih banyak dan ketajamannya luar biasa.
Paranormal adalah orang yang mampu melihat kedepan dan berfikir kebelakang. ketajaman perempuan Paranormal digambarkan seperti pada tatapan matanya yang tajam.
Judul : Bertolak Belakang
Ukuran : 80 x 80 cm
Media : Mix Media
Tahun Pembuatan : 1999
Deskripsi
Lukisan ini terinspirasi dalam sebuah pergerakan budaya. Kita bersama dalam satu perahu menuju cahaya dengan pengabdian. Namun diperjalanan meski satu perahu namun cara berfikir dan haluan yang berbeda. Dengan kejadian ini maka yang menjadi yarget pencapaian memuliakan budaya tak pernah sampai, karena ditahan dan berebut haluan.
Masihkah ini terjadi saat ini?
Mungkin.....
Mana ada yang yang rela ketika melihat lawan kita maju, dan teman pun bisa dianggap musuh ketika takut tersaingi atau melihat kesuksesan orang lain. Namun kita pun jangan berburuk sangka dulu terhadap kebaikan orang lain.
Yu mari kita perbaiki.
Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh dan Silih Wangi.
Jika faham kata diatas...baru kita sadar semua sahabat dan saling berbagi kebaikan.
Judul : 3 Bayangan
Ukuran: 100 x 120 cm
Media : Mix Media
Tahun : 1999
Deskripsi :
Lukisan yang menggambarkan 3 sosok yang mengambil hati.
Lukisan ini ku gambarkan 3 bayangan orang_orang yang pernah menyimpan rasa padaku. Bayangan itu tak bisa kubuang dan terus menjadi bayangan dalam kehidupanku.
3 bayangan wajah yang berbeda karakter dan pribadinya yang membuat ketiganya kucintai.
Judul : Politik Angka
Ukuran : 120 x 120cm
Media : Serbuk Kayu
Tahun 2022
Deskripsi Karya :
Dunia politik begitu ramai. Para seniman sebelum pencoblosan sudah membuat tebak angka yang menang padahal belum tahu no berapa yg jadi idamanya..
Ini salah satu permainan angka jika kemenangan ada di angka dua tapi belum tahu siapa calonya.
Itulah Seniman, lukisan ini hanya permainan kemenangan angka dalam politik. Begitulah.....
Judul : Nyawang Bulan
Ukuran : 120 x120 cm
Media : Serbuk Kayu
Tahun: 2023
Deskripsi :
Nyawang bulan adalah sebuah tradisi adat Sunda ketika melihat bulan purnama.
Biasanya si pelaku naik ke atas bukit yang indah dan nyaman untuk mengadakan ritual sebagai wujud rasa syukur akan hadirnya bulan yang telah Alloh ciptakan untuk mahluknya.
Judul : Wanita Terpenjara
Ukuran : 120 x 200 cm
Media : Serbuk Kayu
Tahun: 2022
Deskripsi :
3 sosok wanita yang terpenjara. Wanita ini orang hebat dalam membela negars. Namun 3 wanita ini rahasia dalam identitasnya. Dengan gerakan 3 wanita ini dunia pendidikan, dunia seni dan budaya juga dunia sosial dan kesejahteraan diperjuangkan hinga membawa harum bangsa dan daerahnya.
Namun mereka terpenjara demokrasinya , mulutnya terbungkam karena gerakanya dianggap menjadi lawan politik atau persaingan.
Namun mereka punya kekuatan dengan memegang teguh Panceg Ajeg Sesg miara budaya leluhur.
Judul : Tafakur
Ukuran : 110 x 120 cm
Media : Serbuk Kayu
Tahun 2024
Deskripsi :
Disaat lelahnya mengejar duniawi, ada sisi kehidupan yang lebih penting yaitu berserah diri.
Dalam berserah diri perlu renungan yang mendalam yaitu tafakur.
Tafakur itu peejalanan ritual untuk mengenal diri kita dan Tuhan serta bermanfaat untuk sesama.
Judul : Lakon Wayang
Ukuran: 60 x 80
Media : Mic Medis
Tahun : 2010
Deskripsi :
Hidup ini penuh Dengan cobaan. Alloh telah memberikan kelebihan dan kelemahan.
Judul : Burung yang Sendiri
Ukuran : 160 x 160 cm
Media : Serbuk kayu
Tahun : 2014
Deskripsi :
Burung ini menyendiri. Burung ini menjauh dari ketamaian. Burung ini rindu keindahan alam yang kini mulai terkikis.
Lukisan ini dipamerkan di Galeri Nasional bersama kelompok 22 ibu. Dan saya masuk lolos Curator sebagai GURU SENI BERLARI sebagai duta dari Garut yang bekerjasama dengan kementrian Pendidikan dan galeri Nasional.
Judul : Ruwet
Ukuran : 120 x 140 cm
Media : Mix Media
Tahun 2010
Deskripsi :
Lukisan ini dibuat saat merasakan kesal dengan diri. Tempatku dimana? Aku ingin jadi apapun...
Aku ingin mengapai ass yang orang lain tak bisa memikirkan...
Aku ingin mengapai impian sejauh mungkin...
Aku ingin terbang mengapai matahari
Aku dan aku dengan berjuta keinginan... Namun tempatku dimana dan aku ini siapa? Aku hanya bisa goreskan amarah, kesal dan bangga diri lewat lukisan ini.
Lukisan ini hilang hingga kini.
TAYANGAN FOTO ACARA
TAYANGAN VISUAL
GBSRI STUDIO
HUBUNGI KAMI
- E-Mail : admin@gbsri.com
Copyright @GBSRI2024