SAWALA BUDAYA

NGALUNGSUR PUSAKA INDUNG

‘’ngawangikeun puseur wangi tatar mandalawangi limbangan ku ngarungsum galur sang niskala, tapak wangi nu siliwangi, sa rasa, sa jajar sa amparan sa sunda sa siliwangi”

KAJIAN SAWALA BUDAYA

                Perkembangan budaya suatu masyarakat saat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah budayanya. Setiap masyarakat memiliki sejarah budaya yang berbeda yang menyebabkan satu sama lain memiliki ciri yang berbeda. Peran sejarah budaya dapat dikatakan sebagai pembentuk watak dan kepribadian yang bersifat khas, selain menjadi salah satu faktor yang menentukan arah perkembangan selanjutnya. Gerak langkah dilandasi oleh Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. Pengetahuan mengenai sejarah budaya amatlah penting bagi setiap warganya, khususnya bagi kelompok generasi muda yang menghuni di wilayah tersebut.

Dengan mengenal sejarah budaya berikut peninggalan peninggalannya akan menjadi bagi pengetahuan tentang masyarakatnya dan juga pembentukan kepribadian yang sesuai dengan budaya masyarakatnya. Pengetahuan tersebut pada masa lalu dituturkan dalam bentuk cerita atau dongeng berkenaan dengan lingkungannya. Saat ini pengetahuan diajarkan secara formal maupun melalui berbagai informasi media masa secara nonformal. Dengan demikian, pegetahuan sejarah budaya semakin menyebar dan menjadi pengetahuan bersama. Masyarakat Limbangan, Kabupaten Garut secara administratif menjadi bagian masyarakat Garut.

Di lihat dari kewilayahannya, Kecamatan Limbangan sebagai perbatasan antara arah Garut, Sumedang dan Tasikmalaya ternyata banyak keunikan. Selain bentangan tanah yang subur, dengan sumber air yang cukup, juga struktur tanah yang satu sama lain saling bervariasi. Selain terdapat wilayah pesawahan dan perkebunan, terdapat pula wilayah perbukitan dan pegunungan yang berbatu yang bagi sebagian orang dipandang misteri.

Posisi strategis persimpangan dan keunikan geografis, maka bukan tidak mungkin sejarah budaya masyarakat Limbangan memiliki jalan khusus yang bilamana diteliti akan membuka pengetahuan baru. Hal ini tampak dari banyaknya fenomena hasil observasi dan wawancara dengan informan mengenai lingkungan setempat.

  1. Nama-nama tempat dan gunung memiliki kaitan dengan masa lalu, seperti Nampak pada nama Gunung Sanghyang. Kata Hyang memiliki kaitan dengan Parahyangan yang mengarah pada tempat suci para leluhur Limbangan.
  2. Masyarakat setempat banyak menceritakan mengenai wilayah yang dianggap sakral atau suci. Selain sebagai tempat pertapaan juga digunakan oleh sebagian orang untuk melaksanakan ritual khusus sebagai wujud rasa syukur kecintaan kepada Sang Pencipta.
  3. Banyaknya bentuk bebatuan yang berukuran besar yang posisinya seperti dibentuk dan disusun. Berbagai ukuran batu dengan bentuk yang bervariasi sehingga menyerupai tempat ritual pada masa pra sejarah. Pada bulan Oktober 2013 penulis menemukan sejumlah situs batu yang diperkirakan artefak sejarah budaya. Bentuk artefak tersebut menyerupai bangunan, meja sesaji, punden berundak,dolmen dan menhir, berbagai lesung, batu peti, juga semacam batu gores yang memiliki lambang – lambang.
  4. Ditemukan benda-benda yang berukuran sedang dan kecil yang berasosiasi pada peninggalan peralatan upacara keagamaan pada masa lalu. Bentukan-bentukan batu sisa-sisa bangunan, bahkan banyak pula tersebar berbagai bentukan batu yang diperkirakan senjata, dan alal-alat pertanian juga jimat sebagai media perantara ritual masa prasejarah, dengan bentukan yang sama dan berulang. Lokasinya tersebar luas di tengah sawah, kebun, dan di dalam hutan. Selain itu juga didapati beberapa artefak sejenis kapak genggam berbahan batu yang sudah dihaluskan yang sebagian dikoleksi penduduk setempat .

Berdasarkan hasil observasi dan temuan artefak di lapangan meyakinkan lintasan budaya di kecamatan Bl.Limbangan perlu diangkat serta dari diskusi dan masukan dengan para pakar (budayawan Prof. Jakob Sumardjo dari UPI dan, sejarawan, juga ahli budaya prasejarah zaman megalitkum dari arkeologi nasional dan para pemerhati kearifan lokal lainya ) sangat respons dan memberi dukungan, dan didasari tentang pentingnya pendokumentasian artefak di situs Limbangan sesegera mungkin sebelum rusak atau hilang.

Dengan berbagai temuan dan Fenomena lingkungan alam yang ada di wilayah Limbangan kini menjadi daya tarik bagi sebagian ahli arkeologi untuk melakukan peneulusuran dan penelitian mengenai kemungkinan hal itu sebagai peninggalan peninggalan sejarah budaya. Berbagai situs dan artefak yang ada diduga memiliki kaitan dengan gambaran kehidupan manusia di zaman prasejarah. Tepatnya artefak artefak menjadi bukti adanya kehidupan manusia ketika zaman masa berburu yang bertempat tinggal saat itu di gua-gua.

Upaya menelusuri dan memahami fenomena peninggalan sejarah budaya masyarakat Limbangan masa lalu, pada satu sisi menjadi pengetahuan baru tentang sejarah budaya masyarakat Limbangan dan Garut dan sisi lain menjadi bahan pengetahuan dan pembelajaran bagi generasi muda. Pembelajaran tersebut khususnya bagi para siswa Sekolah Menengah Pertama yang ada di wilayah Kecamatan Limbangan Garut dan sekitarnya. Dengan pengetahuan baru dimungkinkan para generasi muda semakin menyadari posisi dan perannya untuk melestarikan, mempublikasikan peninggalan budaya nenak moyangnya. Lebih dari itu generasi muda akan mengembangkan budaya masyarakat Limbangan secara kreatif di masa yang akan datang.

Dengan dasar perihal tersebut di atas, maka Ibu Ani Suhartini.,M.Pd sebagai pendiri Komunitas Pecinta Kabuyutan Gunung Sanghyang (KPKGS) menggagas suatu bentuk penyelamatan kekayaan negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam hal sejarah serta budaya di Jawa Barat khususnya daerah Limbangan Kabupaten Garut dengan upaya mengangkat kembali budaya yang telah hilang itu dalam bentuk Kemah Budaya yang secara terus menerus dilakukan dari tahun ke tahun sebagai penghargaan terhadap Alam dan penciptanya dengan tema: “SAWALA ADAT BUDAYA KASUNDAAN ANU KA 8 SEJA DI GELAR”. “NGAWANGIKEUN PUSEUR WANGI TATAR MANDALAWANGI LIMBANGAN, KU NGARUNGSUM GALUR SANG NISKALA, TAPAK WANGI NU SILIWANGI, SA RASA, SA JAJAR SA AMPARAN SA SUNDA SA SILIWANGI”.

Kehadiran dari berbagai Komunitas, Paguyuban Kasundaan, Padepokan, pemerintah serta masyarakat setempat yang turut mendukung terangkatnya kembali sejarah budaya dan peradaban Limbangan, selain itu diharapkan menjadi Pengikat Persatuan dan Kesatuan Bangsa demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

                Kegiatan ngaguar adat budaya dengan Tema “NGALUNGSUR PUSAKA INDUNG.” ini akan dilaksanakan dengan maksud dan tujuan :

  1. Sebagai upaya menarik perhatian publik akan pentingnya menjaga kestabilan ekosistem di alam dan usaha penyadaran masyarakat untuk pengelolaan alam sebagai sumber daya dan tempat tinggal yang berkelanjutan.
  2. Meningkatkan penghargaan terhadap bumi dengan tidak berlaku semena‐ mena terhadap alam dimana pun adanya.
  3. Tidak menjadikan alam sebagai tempat yang bisa di eksplorasi sekehendak hati, atau berlaku mempersempit lahan-lahan hijau menjadi lahan-lahan industri
  4. Ikut berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan kekayaan negeri dibidang sejarah dan budaya yang beraneka ragam
  5. Meningkatkan apresiasi Masyarakat terhadap Adat Budaya,Seni Tradisi, Sejarah, Budaya dan Peradaban Limbangan yang menjadi cikal bakalnya sebuah kebudayaan yang hingga saat ini masih bisa dipertahankan..
  6. KPKGS ikut berperan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ikatan sejarah dan budaya.
  7. Meningkatkan kunjungan Wisatawan ke objek wisata alam, khususnya yang berbasis pegunungan dan sejarah kebudayaan.

WAKTU DAN TEKNIS PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan dari kegiatan dengan Tema “SAWALA ADAT BUDAYA KASUNDAAN “NGAWANIKEUN TATAR MANDALAWANGI LIMBANGAN WANGI, NITI WANCI NU MUSTARI NINGCAK MANGSA NU UTAMA WAHEGAR ISTRI GUMATI NASTITI BUDI RASPATI akan dilaksanakan pada :

  • Hari                       : Sabtu
  • Tanggal                : 6 – 8 Juli 2024
  • Waktu                  : 09.00 s.d selesai
  • Tempat :
  1. Wisata Kuliner As Sunana (WISKUL) Desa Pasirwaru, Kp. Pasirastana (Komplek makam Sunan Cipancar Limbangan)
  2. Area Kabuyutan Gunung Sanghyang Kp. Cileunca Desa Ciwangi Kabupaten Garut dan Museum/Rumah Benda Budaya Nyai Tangulun
  3.  
    1. PEMBUKAANHari & Tanggal : Sabtu, 06 Juli 2024

      Waktu : 09.00 – 11.00

      Lokasi : Wiskul Puseur Wangi (Kp. Pasir Astana, Desa Pasirwaru Limbangan)

      • Rajah (Sanduk-sanduk)
      • Sambutan (Bupati, Kepala Dinas Terkait, Kepala Desa, Para Tokoh)
      • Sambutan Lemtari
      • Sambutan Keraton Sumedang Larang dll

      PROSESI

      Waktu : 11.00 – 12.00

      Lokasi : Wiskul Puseur Wangi (Kp. Pasir Astana, Desa Pasirwaru Limbangan)

      • Nabuh Goong Kabuyutan
      • Bazar/Sajian Kuliner
      • Murak Tumpeng
      • Nyawer/Ngawur (Beras, Kunyit/panglay dll)
      • Layang Kadeudeuh (Pemberian bibit umbi_umbian, Padi, dan Tanaman dll)
      • Menyanyikan Lagu Kawih Limbangan
      • Pagelaran Seni (Jibrut, Capong, Pencak silat, Gondang dll)

      ISOMA
      Waktu 12.00 – 12.30

      PROSESI NGADEG MUSEUM BUMI TANGULUN

      Waktu: 12.30 – 14.00

      Lokasi : Museum/Rumah Benda Budaya Bumi Tangulun (Kp. Cianten blok Tangulun, Desa Ciwangi Limbangan)

      • Kidung Pangjajap Rasa
      • Ngalungsur Pusaka Indung
      • Pameran Benda Budaya
      • Pameran Batu Akik Buhun

      NAPAK TILAS/ ZIARAH KUBUR MAKAM KERAMAT LIMBANGAN

      Waktu: 14.00 – 16.00

      Lokasi : Makam Sunan Cipancar/Makam Sunan Rumenggung – Lokasi Kabuyutan Gunung sanghyang

      • Sawala Adat Budaya Sunda
      • Tindak lanjut Acara ke depan dalam kontek pelestarian Benda Budaya
      • Keputusan penentuan lokasi dan anggaran selanjutnya.

    MENYAMBUT TAHUN BARU ISLAM (1 Muharam 1445 H)

    Waktu : 06.30 – 22.00

    Lokasi : Wiskul Puseur Wangi (Kp. Pasir Astana, Desa Pasirwaru Limbangan)

    • Obor Limbangan (Pawai 100 Obor)
    • Membuka Naskah Kuno Manuskrip Limbangan

    RENUNGAN

     Minggu 7-8 Juli 2024

    • Pameran Benda Budaya
    • Pameran Batu Akik
    • Pameran Lukisan Online (Karya Ani Suhartini, M. Pd/Deudeuh Art)

PAMERAN ONLINE

TAYANGAN BENDA BUDAYA NYAI TANGGULUN
TAMPILAN KARYA
DESKRIFSI LENGKAP

TAYANGAN FOTO ACARA

TAYANGAN VISUAL

LOKASI ACARA