Analisis Karya Endik Asto berjudul “Mendem Lara Ati”

Loading

Revolusi Ekspresi Emosional: Bagaimana Lukisan Merubah Skenario Ungkap Amarah di Indonesia.
Oleh : Lukman Zen, S.Pd

Lukisan ini, yang berjudul “Mendem Lara Ati” (dalam bahasa Jawa, “Mendem Lara Ati” memiliki arti “Menyembunyikan Kesedihan Hati”), adalah karya seni yang menggambarkan emosi dan perasaan dengan cara yang kuat dan penuh makna. Lukisan ini diciptakan oleh seniman bernama Endik Asto.Analisis Seni:

  • Media dan Ukuran: Lukisan ini dibuat dengan teknik akrilik di atas kanvas dengan ukuran 100 cm x 90 cm. Penggunaan akrilik memberikan kemungkinan seniman untuk mencapai efek warna yang cerah dan detail yang halus pada lukisan ini. Ukuran yang besar memberikan kesan bahwa karya ini memiliki dampak visual yang kuat.
  • Konsep Karya: Konsep karya ini sangat menarik. Seniman mencoba merubah stereotip tentang bagaimana emosi dan ekspresi ditampilkan dalam seni. Alih-alih menggambarkan amarah dan kekerasan dengan mata melotot dan teriakan, seniman menciptakan sebuah representasi yang lebih damai dan introspektif. Dia menyoroti kekuatan dalam ketenangan dan dalam mengatasi emosi. Pesan ini cukup kuat dalam konteks budaya Indonesia yang seringkali mengasosiasikan ekspresi amarah dengan mata yang marah.
  • Penggambaran Lukisan: Sosok perempuan berambut panjang berkaki ular di atas laut dengan ombak yang besar menciptakan gambaran yang puitis. Kombinasi elemen-elemen ini dapat diartikan sebagai simbol kekuatan dan keberanian dalam menghadapi emosi yang bergelora, seperti ombak yang menghantam. Latar belakang bulan purnama dengan langit merah memberikan nuansa dramatis dan misterius pada karya ini.
  1. Elemen Visual:
    • Warna: Penggunaan warna langit merah memberikan kesan dramatis dan intensitas emosi. Detail warna air ombak dan bulan purnama memberikan kontrast yang menarik. Dominasi warna merah dan biru muda menciptakan kontras yang dramatis. Warna merah mungkin melambangkan emosi dan kekuatan, sedangkan biru muda memberikan nuansa ketenangan dan kesedihan.
    • Komposisi: Pemilihan komposisi yang menampilkan sosok perempuan di tengah lautan besar menciptakan fokus pada ekspresi emosionalnya. Penggunaan ruang positif dan negatif yang baik, dengan sosok perempuan sebagai fokus utama. Latar belakang bulan purnama memberikan elemen mistis dan metafisik.
    • Tekstur: Tekstur air ombak dan rambut terurai dapat dirasakan visualnya, menambah dimensi taktile pada lukisan.
  2. Teknik Lukisan:
    • Aklirik di Kanvas: Teknik aklirik memberikan kejelasan dan ketajaman gambar. Penggunaan teknik ini mungkin menjadi pilihan untuk mengekspresikan detil yang kuat. Aklirik di kanvas memberikan sentuhan yang ekspresif dan bebas. Gaya ini cocok untuk mengekspresikan emosi dan gerakan.
    • Ukuran: Ukuran lukisan yang besar (100cm x 90cm) dapat meningkatkan dampak visual dan memungkinkan penonton meresapi setiap detail.
  3. Makna dan Konsep:
    • Judul “Mendem Lara Ati”: Dalam bahasa Jawa, judul ini mungkin bermakna “Menutupi Penderitaan Hati.” Ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah perempuan dalam lukisan ini mengalami penderitaan yang mendalam.
    • Subyek: Sosok perempuan berambut terurai panjang dengan kaki ular mungkin melambangkan kekuatan dan kecantikan yang memiliki sisi mistis atau supranatural.
    • Konsep Karya: Konsep tentang mengungkapkan emosi dengan mata terpejam dan menjauh dari cara biasa mengungkapkan amarah menggambarkan kekuatan ekspresi non-verbal. Lukisan ini merubah paradigma penuh ekspresi amarah dengan memfokuskan pada ekspresi mata tertutup. Ini menyoroti kekuatan diam dan kontemplasi di tengah-tengah kemarahan.

Kritik Seni : 

  1. Kelebihan:
    • Konsep Inovatif: Ide untuk menggambarkan kekuatan dalam ketenangan dan mengubah skenario ekspresi emosi adalah inovatif dan mengundang refleksi.
    • Teknik Lukisan: Penggunaan teknik akrilik dengan sentuhan kasar menciptakan dimensi dan kehidupan pada lukisan.
  2. Kekurangan:
    • Keterbatasan Deskripsi: Deskripsi sosok perempuan dengan rambut terurai dan berkaki ular belum sepenuhnya menjelaskan simbolisme yang mungkin terkandung.
    • Keterbatasan Penggambaran Emosi: Penggambaran emosi mungkin tidak sepenuhnya tersampaikan dengan jelas; ekspresi di matanya mungkin perlu lebih diperjelas.
  3. Saran:
    • Perjelas Simbolisme: Seniman bisa memberikan deskripsi lebih mendalam tentang simbolisme di balik elemen-elemen lukisan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada penonton.
    • Perkaya Ekspresi Emosi: Memperkaya ekspresi emosi pada wajah perempuan dapat memberikan lebih banyak nuansa dan mendalamkan pesan lukisan.
  • Pesan yang kuat: Lukisan ini berhasil menyampaikan pesan yang kuat tentang kekuatan emosi dan kemampuan seseorang untuk mengatasi amarah dan ketegangan. Penggunaan simbolisme yang kuat, seperti sosok perempuan dengan rambut panjang berkaki ular, memberikan kedalaman pada pesan ini.
  • Teknik dan Detail: Seniman menunjukkan keahliannya dalam mengendalikan teknik akrilik, terutama dalam menciptakan efek air ombak yang dinamis. Namun, beberapa detail mungkin dapat diperjelas lebih lanjut, terutama dalam penggambaran sosok perempuan dan elemen-elemen lain di lukisan.
  • Interpretasi yang Terbuka: Lukisan ini memberikan ruang bagi interpretasi yang terbuka, yang memungkinkan penonton untuk merenungkan pesan dan makna karya ini sesuai dengan pengalaman dan perspektif masing-masing.

Beberapa hal lainnya dalam analisis karya ini adalah sebagai berikut :

  1. Keunikan Konsep : Keputusan untuk menggambarkan ekspresi emosi tanpa menggunakan ekspresi wajah yang biasa dapat dianggap sebagai pendekatan yang unik dan inovatif.
  2. Pesan Sosial : Konsep perubahan skenario Indonesia dengan merubah cara mengungkapkan amarah dapat diartikan sebagai sebuah pesan sosial. Ini mengajak penonton untuk merenungkan dan memahami makna ekspresi yang lebih dalam.
  3. Kritik Visual : Meskipun elemen visualnya kuat, beberapa penambahan detail atau kompleksitas mungkin memperkaya karya ini lebih lanjut.
  4. Interpretasi Pribadi : Keberhasilan lukisan ini mungkin tergantung pada interpretasi pribadi penonton. Beberapa orang mungkin melihatnya sebagai perjuangan atau kekuatan perempuan, sementara yang lain mungkin menginterpretasikannya dengan cara yang berbeda.
  5. Pengaruh Budaya : Penggambaran sosok perempuan dengan karakteristik unik, seperti berkaki ular, dapat mengundang diskusi tentang pengaruh budaya atau mitologi tertentu.

Selanjutnya ada 3 hal yang kita bisa berikan sisi positif dan saran dari karya tersebut, adalah :

  1. Kohesivitas Konsep:
    • Positif: Konsep merubah skenario ekspresi emosi dengan fokus pada mata tertutup memberikan keunikan pada lukisan.
    • Saran: Lebih jelasnya, mungkin penjelasan mengenai kaitan antara sosok perempuan dan simbolisme ular bisa lebih dikembangkan.
  2. Kekuatan Ekspresi:
    • Positif: Lukisan berhasil menyampaikan pesan tentang kekuatan diam dan kontemplasi dalam menghadapi amarah.
    • Saran: Memastikan bahwa elemen-elemen visual seperti warna dan komposisi benar-benar mendukung pesan ini dengan kuat.
  3. Interpretasi Individu:
    • Positif: Terbuka untuk berbagai interpretasi, memungkinkan penonton untuk merasakan lukisan dengan cara mereka sendiri.
    • Saran: Menyediakan deskripsi tambahan yang mendalam dari pelukis sendiri mungkin akan menambah pemahaman.

Lukisan ini secara keseluruhan merupakan karya yang menarik dengan konsep uniknya, mengajak penonton untuk merenung tentang kekuatan ekspresi yang diam namun sangat kuat.
Keseluruhan, “Mendem Lara Ati” adalah sebuah karya seni yang kuat dengan pesan mendalam tentang kekuatan dalam ketenangan dan pengendalian emosi. Seniman Endik Asto telah berhasil menciptakan karya yang memotret perasaan dengan cara yang tidak konvensional dan mengundang pemirsa untuk merenungkan pesan yang dibawanya. Analisis dan kritik seni ini bersifat subjektif dan dapat bervariasi sesuai dengan interpretasi masing-masing penonton.
Dengan analisis ini, “Mendem Lara Ati” memunculkan konsep yang menarik dengan potensi untuk berbicara kepada penonton tentang cara-cara baru untuk mengekspresikan emosi dengan kekuatan ketenangan.***