Pameran Tunggal “IRAMA LANGIT”
Ekspresi Karya Maman Tocharman dalam Kriya Kayu
Oleh : Lukman Zen
PENDAHULUAN
Dunia seni selalu menawarkan ruang bagi ekspresi dan refleksi, dan pameran tunggal “IRAMA LANGIT” yang akan diselenggarakan oleh Maman Tocharman adalah salah satu contoh terbaik dari hal tersebut. Pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga mengajak pengunjung untuk merenungkan hubungan antara seni, spiritualitas, dan keimanan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek dari pameran ini, mulai dari konsep dan tema yang diusung, hingga perjalanan karir Maman Tocharman sebagai seorang perupa dan pendidik seni.
DETAIL PAMERAN
Informasi Umum :
- Judul Pameran : IRAMA LANGIT
- Perupa : Maman Tocharman
- Kurator : Ardiyanto
- Lokasi : Lobi Gedung Fakultas Pendidikan Seni & Desain (FPSD), Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Roeslan Abdul Gani, Jl. Setiabudi 229, Bandung 40154
- Waktu Pameran : Rabu, 20 November – 30 November 2024
- Jam Buka : Setiap hari kerja, pukul 09.00 – 16.00 WIB
- Pembukaan Pameran : Rabu, 20 November 2024, pukul 10.00 WIB
- Jumlah Karya : Sekitar 29 karya trimatra dan 14 karya dwimatra
Karya yang Dipamerkan
Pameran ini akan menampilkan sekitar 43 karya seni yang terdiri dari dua kategori utama: karya trimatra dan dwimatra. Karya-karya ini memiliki ukuran yang bervariasi dan menggunakan berbagai jenis material kayu. Karya-karya trimatra (tiga dimensi) menciptakan bentuk-bentuk yang mengesankan dengan struktur yang mengadaptasi pertumbuhan pohon yang menjulang ke atas. Sementara itu, karya dwimatra (dua dimensi) menampilkan relief atau asemblase yang memperkaya pengalaman visual pengunjung.
TEMA DAN KONSEP PAMERAN
Spiritualitas dalam Karya Seni
Tema utama dari pameran “IRAMA LANGIT” adalah pencarian spiritual dan perjalanan keimanan manusia. Maman Tocharman menggunakan material kayu sebagai medium untuk mengeksplorasi konsep-konsep ini secara mendalam. Struktur karya yang mengarah ke atas melambangkan aspirasi manusia untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi—baik secara fisik maupun spiritual.
Dalam konteks ini, karya-karya Maman tidak hanya sekadar objek estetika; mereka adalah representasi visual dari perjalanan batin seorang individu dalam mencari makna hidup. Dengan mengadaptasi bentuk-bentuk alami seperti batang pohon dan dahan yang mengecil ke atas, Maman menciptakan narasi tentang pertumbuhan spiritual dan pencarian jati diri.
Objek Simbolis
Salah satu aspek menarik dari pameran ini adalah penggunaan objek simbolis yang berulang dalam karya-karya Maman. Beberapa objek tersebut terinspirasi dari elemen-elemen religius seperti kubah masjid dan biji tasbih. Kehadiran objek-objek ini menciptakan asosiasi dengan praktik zikir dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim.
Penggunaan objek simbolis ini tidak hanya memberikan kedalaman pada karya-karya tersebut tetapi juga mengajak pengunjung untuk merenungkan makna di balik setiap elemen yang ada. Dalam konteks ini, Maman berhasil menggabungkan estetika dengan spiritualitas, menciptakan pengalaman visual yang sekaligus mendalam secara emosional.
TEKNIK DAN MATERIAL
Keterampilan Craftsmanship
Maman Tocharman dikenal karena keterampilan tangan dan tekniknya dalam mengolah material kayu. Karya-karyanya menunjukkan eksplorasi mendalam terhadap karakteristik material kayu—mulai dari batang pohon hingga potongan papan dan dahan-dahan kecil. Setiap potongan kayu dipilih dengan cermat dan disiasati sedemikian rupa sehingga menghasilkan struktur yang harmonis dan estetis.
Keterampilan craftsmanship ini sangat penting dalam dunia seni kriya kayu. Maman tidak hanya menciptakan karya seni; ia juga merayakan proses kreatif itu sendiri. Dengan menekankan pada kapabilitas tangan dan pemanfaatan alat, ia menunjukkan bahwa setiap karya merupakan hasil dari dedikasi dan ketekunan.
Adaptasi terhadap Material
Salah satu ciri khas dari pameran “IRAMA LANGIT” adalah cara Maman beradaptasi dengan material yang digunakannya. Ia tidak terikat pada bentuk atau ide awal; sebaliknya, ia membiarkan material itu sendiri berbicara. Proses kreatifnya melibatkan eksplorasi bentuk-bentuk baru berdasarkan karakteristik material kayu yang ditemukan.
Hal ini menciptakan dinamika unik dalam setiap karyanya, di mana bentuk akhir sering kali berbeda jauh dari ide awalnya. Pendekatan ini tidak hanya menunjukkan fleksibilitas artistik tetapi juga menghormati sifat alami dari material itu sendiri.
PERJALANAN KARIR MAMAN TOCHARMAN
Latar Belakang Pendidikan
Maman Tocharman adalah seorang seniman sekaligus pendidik seni rupa dengan pengalaman lebih dari tiga dekade. Ia telah mengajar di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga program studi pendidikan seni rupa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sejak bergabung dengan UPI pada tahun 1986, ia telah berkontribusi besar terhadap pengembangan pendidikan seni rupa di Indonesia.
Sebagai seorang pendidik, Maman tidak hanya mentransfer pengetahuan teknis kepada murid-muridnya tetapi juga menginspirasi mereka untuk mengeksplorasi kreativitas mereka sendiri. Ia percaya bahwa seni adalah alat untuk memahami dunia dan diri sendiri.
Pengalaman Pribadi dalam Berkarya
Pengalaman pribadi Maman dalam berkarya sangat dipengaruhi oleh latar belakang budayanya serta keyakinan spiritualnya. Dalam beberapa tahun terakhir, ia semakin terinspirasi oleh tema-tema ketauhidan dan relijiusitas dalam karyanya. Pengalaman mistis dan spiritual yang dialaminya menjadi pijakan kuat dalam menciptakan karya-karya seni kriya kayu.
Maman percaya bahwa seni dapat menjadi medium untuk menyampaikan pesan-pesan spiritual yang mendalam. Melalui pameran “IRAMA LANGIT”, ia berharap dapat berbagi perjalanan batinnya dengan pengunjung serta mengajak mereka untuk merenungkan makna kehidupan melalui lensa seni.
Kegiatan Pendukung Pameran
Selain pameran utama, kegiatan ini juga akan menyajikan sejumlah arsip proses kreatif yang telah dilalui oleh Maman Tocharman selama bertahun-tahun berkarya. Arsip tersebut mencakup sketsa, foto-foto proses pembuatan karya, serta catatan-catatan pribadi yang memberikan wawasan lebih dalam tentang perjalanan artistiknya.
Kegiatan pendukung lainnya mungkin termasuk diskusi panel atau workshop yang melibatkan Maman sebagai narasumber. Ini akan memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan perupa serta belajar lebih banyak tentang teknik kriya kayu dan proses kreatifnya.
KESIMPULAN
Pameran “IRAMA LANGIT” oleh Maman Tocharman merupakan sebuah perayaan seni kriya kayu yang kaya akan makna spiritual dan emosional. Dengan memanfaatkan material kayu sebagai medium ekspresi, Maman berhasil menciptakan karya-karya yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga mendalam secara filosofis.
Melalui pameran ini, pengunjung diajak untuk merenungkan perjalanan spiritual mereka sendiri sambil menikmati keindahan seni kriya kayu. Dengan dukungan kurator Ardiyanto dan lokasi strategis di Universitas Pendidikan Indonesia, pameran ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat luas serta memberikan inspirasi bagi generasi muda seniman di Indonesia.
Pameran “IRAMA LANGIT” bukan hanya sekadar acara seni; ia adalah sebuah pengalaman transformatif yang mengajak kita semua untuk melihat lebih jauh ke dalam diri kita sendiri melalui lensa seni dan spiritualitas. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan karya-karya luar biasa ini mulai tanggal 20 November hingga 30 November 2024!***