Kritik Karya Seni Rupa

Loading

Karya : Erwin Sulistianto Title : Best and Bad Media : Mix media on Canvas Ukuran : 80 x 80cm – Desfkrifsi Karya : Dalam hidup selalu ada 2 pilihan tua muda miskin/ kaya . Baik/ buruk dan dari situlah kita harus berfikir bhwa ga selamanya hidp tu mulus g slmny sneng g slmnya baik trs pst akn ad psng surutnya karena itu adalah kodrati perjalanan hidup agar menjadi makhluk yang lebih baik pasti ada keseimbangn antara kebaikan dan keburukan tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ibaratkan seperti Lebah dan lalat dimana lebah binatang yg membawa energi yang baik yaitu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sedangkan lalat selalu dianggp sebagai binatang yang membawa penyakit sisi negatif/pengaruh yang tidak baik.

Membahas Makna di Balik Karya Seni
Oleh : Lukman Zen

Dalam dunia seni, kritik seni memiliki peran penting sebagai sarana untuk memahami dan menginterpretasi karya seni. Kritik seni bukan sekadar memberikan pendapat, tetapi juga memperluas wawasan dan perspektif terhadap seni. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna kritik seni, teori yang mendasarinya, serta dampaknya dalam masyarakat seni.

Definisi dan Peran Kritik Seni

Kritik seni dapat didefinisikan sebagai analisis, penilaian, dan interpretasi karya seni berdasarkan standar estetika, nilai budaya, dan konteks historis. Tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan pemahaman yang lebih dalam tentang karya seni, serta memicu diskusi dan refleksi tentang seni dan budaya.

Adanya kritik itu tidak hanya diberikan pada karya sastra saja, tetapi juga pada karya seni rupa. Memang secara teori, untuk memberikan kritik pada sebuah karya seni rupa itu membutuhkan wawasan atau pemahaman akan seluk-beluk dari karya seni rupa tersebut, dapat berupa lisan maupun tulisan. Jadi, kritik pada karya seni rupa itu tidak asal diberikan begitu saja. Tidak banyak orang yang tahu bahwa adanya kritik ini turut andil dalam perkembangan sebuah karya seni rupa. Bahkan tak jarang, dapat mempengaruhi dan mengubah gaya seseorang dalam menciptakan sebuah karya seni.

Istilah “kritik” itu berasal dari bahasa Yunani, yakni ‘kriticos’ yang berarti ‘mengamat, membandingkan, memisahkan, dan menimbang’. Sementara itu, dalam Encyclopedia of World Art, kritik sastra adalah sebuah proses yang mengarah pada ‘penghakiman’ kualitatif atas adanya sebuah karya seni.

Definisi lain akan kritik sastra ini juga disebutkan oleh Sem. C. Bangun yang menyatakan bahwa kritik seni merupakan aktivitas pengkajian yang serius terhadap adanya sebuah karya seni. Nah, dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa, “Kritik seni adalah kegiatan menanggapi sebuah karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada suatu karya seni.”

Kekurangan dan kelebihan ini dapat menyangkut berbagai aspek. Apabila berkenaan dengan karya seni rupa, maka biasanya akan berkenaan dengan aspek bahan yang menunjukkan kualitas dari sebuah karya seninya. Seiring berkembangnya zaman dan wawasan masyarakat mengenai karya seni, maka kegiatan kritik seni dapat pula memenuhi berbagai fungsi sosial lain. Tak jarang, adanya kritik karya seni ini dapat meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah seni rupa, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil dari sebuah karya seni rupa.

Teori-teori Kritik Seni

Beberapa teori yang relevan dalam kritik seni termasuk teori formalisme, teori interpretatif, dan teori sosial. Teori formalisme menekankan pada elemen-elemen formal karya seni, seperti bentuk, warna, dan komposisi. Sementara itu, teori interpretatif fokus pada interpretasi subjektif dan pengalaman individu terhadap karya seni. Di sisi lain, teori sosial mengacu pada konteks sosial, politik, dan ekonomi yang memengaruhi produksi dan penerimaan seni.

Judul : Optimis, Karya : Anto Hermawan S.pd, 50 x 40 cm, Media : Oil Kanvas

Dampak Kritik Seni dalam Masyarakat

Kritik seni memainkan peran penting dalam membentuk opini publik tentang seni dan budaya. Melalui analisis dan evaluasi kritis, kritikus seni membantu mengarahkan perhatian pada isu-isu penting dalam seni, seperti representasi, identitas, dan keadilan sosial. Selain itu, kritik seni juga dapat memengaruhi pasar seni, mempengaruhi harga dan nilai karya seni, serta memperluas jangkauan dan pengaruh seniman.

Kegiatan pameran akan diperlihatkan bagaimana hasil olah suatu karya seni yang sekaligus sebagai ajang eksistensi diri. Memang pada dasarnya, sebuah karya seni itu adalah sesuatu yang diciptakan supaya timbul perasaan indah ketika orang melihat atau mendengarnya, tetapi apakah hanya sekadar indah saja? Terlebih lagi, definisi “indah” menurut orang itu berbeda-beda, terutama ketika tengah mengamati sebuah karya seni rupa. Itulah yang menyebabkan munculnya suatu kritik pada karya seni rupa.

Pengertian Kritik Karya Seni Rupa

Hal lain yang tidak disadari adalah jika kritik karya seni rupa ini disampaikan oleh seorang kritikus ternama, maka dapat mempengaruhi persepsi yang ada terhadap kualitas sebuah karya seni, sehingga akan berpengaruh juga pada nilai ekonomisnya.

Kemampuan yang Harus Dimiliki

  1. Kemampuan absortif, yakni kemampuan mengamati.
  2. Kemampuan retentif, yakni kemampuan mengingat dan mereproduksi.
  3. Kemampuan reasoning, yakni kemampuan menganalisis dan mempertimbangkan.
  4. Kemampuan creative, yakni kemampuan berimajinasi, menafsirkan, dan mengemukakan gagasan.

Bentuk Penyampaian Kritik Karya Seni Rupa

Pada dasarnya, sebuah kritik karya seni rupa ini dapat disampaikan kepada masyarakat berupa:

  1. Secara lisan, yakni berupa kritik yang disampaikan secara lisan. Contohnya dengan kegiatan diskusi atau seminar seni.
  2. Secara tertulis, yakni berupa kritik yang disampaikan dalam bentuk tulisan. Contohnya melalui media massa, majalah, sosial media, dan lainnya.

Dengan memahami makna dan peran kritik seni, kita dapat lebih menghargai dan memahami kompleksitas serta keindahan di balik setiap karya seni. Kritik seni bukan hanya tentang mengomentari karya, tetapi juga tentang membuka jendela menuju dunia yang lebih dalam dan beragam dari seni rupa.***

Referensi dan Daftar Pustaka : 

  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Modul Pembelajaran SMA: Seni Budaya Kelas XI.
  • Modul 8 Kegiatan Belajar 2: Kritik Karya Seni Rupa. UPI. FPSD
  • gramedia.com – by Gaby
  • Berger, John. “Ways of Seeing.” Penguin Books, 1972.
  • Greenberg, Clement. “Art and Culture: Critical Essays.” Beacon Press, 1961.
  • Barthes, Roland. “Mythologies.” Hill and Wang, 1972.
  • Foster, Hal. “The Anti-Aesthetic: Essays on Postmodern Culture.” The New Press, 1983.
  • Danto, Arthur C. “The Transfiguration of the Commonplace: A Philosophy of Art.” Harvard University Press, 1981.