Mengapresiasi Lukisan Yusa Widiana

Loading

Yusa Widiana lahir di Purwakarta pada tanggal 22 Mei 1971. Menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia dan UST Yogyakarta. Saat ini, dia bekerja sebagai perupa dan pengajar seni di Kota Tasikmalaya. Dalam komunitas seni rupa di Kota Tasikmalaya, nama Yusa Widiana dikenal sebagai seniman yang produktif berkarya dan aktif memamerkan hasil karyanya tersebut kepada masyarakat. selain itu, dia juga dikenal aktif menggerakan dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kesenian yang banyak dilakukan di Kota Tasikmalaya dan sekitarnya. Sampai saat ini, dia selalu terlibat langsung dalam kegiatan pameran dan workshop seni rupa baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya; Tasik October Festival, artasik#3.gkt, reuni visual # 3 di museum pendidikan Universitas Pendikan Indonesia, jalinan rona pesona estetika di Taman Budaya Yogyakarta, Artefak Laut Kidul di Parpuri Bandung, Pameran di Gera Jerman, artasik#2, “Jabar Fair”, ”Kibar Budaya” GKT, ”Jambore V” di Surabaya, “Realition to Print” di Bentara Budaya Yogyakarta,”Guru Seni Berlari” di Galeri Nasional Indonesia, ”Silaturahmi Budaya II ” di Gedung Kesenian Tasikmalaya, Hajat Seni Rupa di UPI Bandung, Pra binale, Jogja miniprint festival (jmf) di Jogyakarta, Pameran seni rupa, ”inspire” di koi gallery, Pameran seni Rupa ”Humanisme” di Teraseni Ubud Bali, Pameran Seni Rupa di Museum Tekstil Jakarta. workshop seni Bersama Mr.Wasko (Gera-Germany) #3, Temu Perupa Nusantara di Galeri Nasional, Bersama Mr.Wasko (Gera-Germany) #2, Bersama Mr.Wasko (Gera-Germany) #1.

Sedangkan prestasi yang pernah dia raih, diantaranya; Gerakan Seniman Masuk Sekolah, Kemendikbud, Mural 3×4 m, 3x6m, woody kichen (Gera Jerman), Pelatih Melukis Kolektif Pelajar di Galery Nasional, Juara 3 Lomba Lukis Pengajar Seni Tingkat Provinsi Jawa Barat, Guru Seni Berlari di Galery Nasional, Juri dan pembina FLS2N tingkat SD, SMP dan SMA (sampai dengan sekarang), Terjual Harga lelang Tertinggi di Shidarta Galery, Elemen estetis ,Walikota Hamamatsu Japan, Elemen estetis, City Bank di New York, Kriya di Singapura.

Mengenai karya seni lukis yang telah dihasilkannya, Yusa Widiana telah mengembangkan interpretasi dan pandangan dalam mengeksplorasi dan mengaplikasi materi serta gagasan seni ke dalam sebuah karya dengan pendekatan yang sifatnya individualistik, dengan gaya dan karakter yang khas. Dalam hal ini, Yusa Widiana memiliki kemampuan untuk mentransformasikan berbagai realitas yang terjadi ke dalam karya dengan persfektif dan kreativitas yang dimilikinya.

Dengan kemampuannya itu, Yusa Widiana berhasil menghadirkan karya denganmedium, teknik, ide dan interpretasi pribadinya dalam menggambarkan realitas yang dipilih untuk divisualisasikan. Dalam persfektif ini, ada diversifikasi dan intensifikasi dalam mengeksplorasi dan mengaplikasi materi serta gagasan seni yang dilakukan Yusa Widiana dalam berkarya.

Selain itu, Yusa Widiana telah menghadirkan karya seni sebagai hasil dari kesadaran estetik dia dalam menggambarkan interpretasi pribadinya yang dilakukan oleh dan berdasarkan visi dia terhadap kehidupan yang direfleksikan ke dalam sebuah karya. Dalam hal ini, kehadiran karya seni tidak hanya berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan estetik seniman saja, tetapi lebih dari itu, karya seni yang dihasilkan diharapkan mampu membuka ruang bagi berkembangnya pandangan, aspirasi, dan gagasan-gagasan baru dalam mensikapi kehidupan.

Dengan kondisi tersebut, Yusa Widiana berusaha untuk mengkomunikasikan hasil kreatifnya kepada masyarakat dengan berbagai cara. Dalam hal ini, Yusa Widiana memiliki caranya sendiri, karena wilayah penciptaan adalah private domain. Walaupun demikian, karya Yusa Widiana tidak dapat dipisahkan dari berkembangnya dinamika kehidupan masyarakat dan lingkungan di sekitar dia berada. Dalam wilayah ini, Yusa Widiana telah mengembangkan interpretasi pribadinya dalam menggambarkan realitas yang dipilih untuk dinyatakan. Selain itu, Yusa Widiana memiliki ruang untuk mengembangkan interpretasi pribadinya dalam merespon fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ke dalam sebuah karya setelah terlebih dahulu melewati transformasi kreatif.

Tema yang kerap dijadikan subjek penggambaran dalam karya-karya lukisan Yusa Widiana, banyak didominasi oleh persepsi dia tentang tradisi/budaya yang ada disekitar kita dan tentang muatan lokal (local wisdom). Pensikapan dan ketertarikan Yusa Widiana untuk menghadirkan tema-tema tersebut, tidak saja berdimensi pada pemberian makna terhadap realitas sosial-buadaya yang terjadi, tetapi lebih dimaksud sebagai media pembangkit kesadaran kritis dan salah satu cara untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Dengan tema-tema tersebut, Yusa Widiana berusaha untuk memberikan dorongan tertentu terhadap kita keberbagai macam situasi yang disajikan dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman nyata tentang potensi tradisi/budaya yang berkembang di dalam lingkungan masyarakat kita.

Secara khusus, Yusa Widiana memiliki kecenderungan untuk merefleksikan gagasan-gagasan tentang keseharian kehidupan masyarakat yang masih kuat menjaga tradisi dan budayanya. Dalam hal ini, Yusa Widiana menyadari bahwa tradisi dan budaya kelompok masyarakat tertentu, misalnya masyarakat Kampung Naga, bisa dijadikan daya tarik/daya pikat bagi masyarakat dan wisatawan, untuk belajar dan berwisata di tempat tersebut.

Berkaitan dengan karya seni lukis yang dihasilkan, Yusa Widiana termasuk seniman yang memiliki tingkat produktivitas dan eksperimental yang tinggi dalam berkarya. Dia termasuk seniman yang cerdas dan memiliki kejelian yang tinggi dalam memperlakukan bahan atau media yang didapatnya. Dengan kecerdasan yang dimilikinya itu, maka Yusa Widiana tidak pernah berhenti untuk melakukan eksplorasi dan eksperimentasi terhadap bahan, media dan bentuk yang ditemuinya.

Tak mengherankan apabila Karya seni lukis Yusa Widiana, dalam pandangan beberapa karya dia digarap/dikerjakan dengan teknik dan media ungkap yang berbeda dengan orang lain. Misalnya lukisan yang dipamerkan dan dilelang di Shidarta Gallery, dibuat dengan mengeksplorasi media kopi sebagai media untuk berkarya. Dalam hal ini, Yusa Widiana berusaha untuk menampilkan karya yang berbeda baik dari segi teknik, komposisi, pewarnaan dan media yang dipilih untuk memvisualisasikan ide dan gagasannya tersebut.

Ketertarikan Yusa Widiana untuk memperdalam dan menggeluti beragam media dalam mengungkapkan ekspresinya, dipandang sebagai usaha Yusa Widiana untuk meningkatkan kreativitas dia dalam berkarya. Dalam hal ini Yusa Widiana tidak mau terjebak oleh satu gaya atau aliran tertentu dalam berkarya. Dia memiliki kebebasan untuk melakukan eksplorasi, eksperimentasi pada setiap karya-karyanya. Kesadaran itu pula yang mendorong Yusa Widiana untuk selalu mencari dan menemukan sesuatu yang bisa meningkatkan kreativitas dia dalam berkarya. Selain itu, pergulatan terhadap berbagai macam media dan pengungkapamn ekspresi yang dilakukan oleh Yusa Widiana tersebut, dalam pandangan penulis merupakan salah satu perjalanan dari proses kreatif yang dilakukannya selama ini.***

 

*Piyan Sopian, S.Pd.,M.Pd.
Alumni SMIK Negeri Tasikmalaya (sekarang SMKN 3 Kota Tasikmalaya), S1 Pendidikan Seni Rupa FBS Universitas Negeri Yogyakarta dan S2 PKLH Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Melaksanakan Pameran bersama Seni Rupa dibeberapa kota, diantaranya; Tasikmalaya, Bandung, Jogjakarta, Solo, Semarang, Magelang, Malang dan Bali, sejak tahun 1997 hingga sekarang. Sempat bergabung di Management Pinggiran Art Exhibitions Tasikmalaya, Komunitas Pelukis Pinggiran, Kelompok Seni Rupa Tasik (KSRT) dan Silva SMKN 3 Kota Tasikmalaya. Saat ini bekerja sebagai Guru Seni Budaya SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya dan tinggal di Dusun Kalanganyar, Desa Mandalahayu, Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.