(Yaman mengubah sampah/limbah menjadi karya kriya bernilai estetis dan ekonomis tinggi)
Seni kriya sebagai salah satu produk seni rupa, dihasilkan melalui proses kreatif seseorang, yang di dalamnya berisi serangkaian kegiatan atau aktivitas mulai perencanaan/desain, pengolahan bahan/materi, hingga penyelesaian akhir, yang menuntut adanya kemahiran atau keterampilan tangan dalam mengolah berbagai materi dan gagasan seni menjadi produk yang berguna bagi kehidupan manusia.
Kehadiran karya seni kriya, tidak dapat dipisahkan dari kreativitas dan kecerdasan seorang kriyawan dalam merespon sesuatu yang berada disekitarnya. Dalam hal ini, para kriyawan telah mengembangkan interpretasi dan pandangan dalam mengeksplorasi dan mengaplikasi materi serta gagasan seni ke dalam sebuah karya dengan pendekatan yang sifatnya individualistik dengan gaya dan karakter yang khas. Para kriyawan memiliki kemampuan untuk mentransformasikan berbagai realitas yang terjadi kedalam karya dengan persfektif dan kreativitas masing-masing.
Dengan kemampuannya itu, para kriyawan berhasil menghadirkan karya dengan berbagai medium, teknik, ide dan interpretasi pribadi dalam menggambarkan realitas yang dipilih untuk divisualisasikan. Dalam perspektif ini, ada keseriusan dan kerja keras para kriyawan dalam mengeksplorasi dan mengaplikasi materi serta gagasan seni ke dalam karya.
Selain itu, para kriyawan telah menghadirkan karya seni kriya sebagai hasil dari kesadaran estetik mereka dalam mengembangan interpretasi pribadinya yang dilakukan oleh dan berdasarkan visi seniman terhadap kehidupan yang direfleksikan ke dalam sebuah karya. Dalam hal ini kehadiran karya seni tidak hanya berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan estetik kriyawan saja, tetapi lebih dari itu, karya yang dihasilkan juga dapat memberikan nilai ekonomis yang berguna bagi peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan kondisi tersebut, para kriyawan berusaha untuk mengkomunikasikan hasil kreatifnya kepada masyarakat dengan berbagai cara. Dalam hal ini, para kriyawan memiliki caranya sendiri-sendiri, karena wilayah penciptaan adalah private domain. Walaupun demikian, karya seni mereka tidak dapat dipisahkan dari berkembangnya dinamika kehidupan masyarakat dan lingkungan di sekitar kriyawan itu berada. Dalam wilayah ini, para kriyawan telah mengembangkan interpretasi pribadi dalam menggambarkan realitas yang dipilih untuk dinyatakan. Selain itu, para kriyawan mempunyai ruang untuk mengembangkan interpretasi pribadinya dalam merespon fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat ke dalam sebuah karya setelah terlebih dahulu melalui transformasi kreatif.
Dalam Komunitas Seni Rupa di Tasikmalaya, Nama Yaman yang saat ini tinggal di Kp. Cipicung RT.17/RW.07 Desa Jaya Mukti Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya dan bekerja sebagai Karyawan Hotel Mangkubumi Kota Tasikmalaya, dikenal memiliki kepedulian tinggi dalam mengolah sampah/limbah menjadi karya/produk kreatif yang memiliki nilai estetis dan ekonomis tinggi. Karena kepedulian, kreativitas dan kontribusin yaitu, maka Yaman selalu mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk mengikuti kegiatan pameranseni kriya yang diselenggarakan oleh instansi/lembaga pemerintahan dan swasta, diantaranya; Pameran Kerajinan Limbah Nasional di Jakarta tahun 2017 di Gedung Kementrian PUPR, Pameran Kerajinan Limbah dalam rangka hari air dunia di Kota Banjar tahun 2017, Pameran Lingkungan Hidup di Alun-alun Kota Singaparna tahun 2018, Pameran “Tasmupes” tahun 2018 dan Pameran “TasikMotekar” dalam rangka hari jadi Kabupaten Tasikmalaya di Gebu tahun 2019.
Ketertarikan Yaman untuk mengolah sampah/limbah tersebut, pada awalnya tidak dapat dipisahkan dari adanya keprihatinan dia setelah melihat banyaknya sampah/limbah yang berserakan atau menumpuk di tempat-tempat yang tidak semestinya. Kondisi tersebut, tentunya akan mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keindahan lingkungan. Karenanya sebagai pegiat lingkungan dan seni, dia tergerak untuk memanfaatkan sampah/limbah yang dilihatnya itu diolah/dibuat menjadi karyaseni yang memiliki nilai estetis dan ekonomis.
Mengenai hal tersebut, Yaman berpandangan bahwa untuk menghasilkan karya seni kriya yang baik, dibutuhkan ide, gagasan dan pemikiran yang “cerdas”. Siapapun orangnya, harus memiliki kreativitas tinggi dalam mengolah berbagai media yang ada menjadi produk kreatif. Mereka tidak terjebak oleh bahan, media dan alat yang biasa digunakan, tapi berusaha untuk mencari sesuatu yang baru, orisinil, dan bernilai ekonomis tinggi. Selain itu, dalam kehidupan orang yang memilih seni kriya sebagai pilihan ekspresi, setidaknya ada empat hal yang harus dimiliki, yaitu Kepekaan estetik atau rasa keindahan, keterampilan teknik, imajinasi kreatif, dan wawasan yang luas. Keempat hal tersebut, akan memudahkan seseorang untuk lebih memahami, menghargai dan memanfaatkan seni kriya sebagai media untuk memenuhi kebutuhan estetik dalam kehidupannya. Orang tidak akan menikmati keindahan ekspresinya jika tidak memiliki kepekaan estetik yang memadai. Begitu pula senimannya, tanpa menguasai ketrampilan teknik dan kepekaan estetik tidak akan dapat menghasilkan karya seni yang baik. Demikian juga wawasan yang luas dan imajinasi kreatif yang tinggi sangat membantu mengembangkan kemampuan seseorang dalam membuat karya seni.
Karenanya untuk menghasilkan karya yang diharapkan, Yaman berusaha untuk memanfaatkan “barang bekas/tidak terpakai” yang diolah secara maksimal, hingga tercipta produk kreatif yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dalam hal ini Yaman memiliki ide atau gagasan untuk memanfaatkan “sampah/limbah/sisa bahan plastik, tempurung kelapa, kayu, kertas, kaca dll”, sebagai bahan/media untuk pembuatan karya seni kriya baik yang berwujud dua dimensi maupun tiga dimensi.Ide atau gagasan tersebut kemudian dia wujudkan kedalam karya kriya berupa; pertama, karya/benda hias yaitu karya yang digunakan sebagai benda-benda hias yang dalam proses pembuatannya lebihmenekankan pada unsur artistik (dayatarik) dari pada unsur kegunaan bendanya, sehingga benda-benda hias ini hanya dipergunakan sebagai hiasan saja (senimurni). Kedua, karya/benda pakai berupa peralatan dan perabotan yang dibuat atau dirancang untuk dapat dipergunakan dalam keperluan kehidupan sehari-hari (nilaifungsi/praktis). Ketiga, karya/benda mainan yang dibuat untuk dipakai sebagai benda mainan yang dapat menyenangkan hati orang yang melihat/memilikinya.
Kehadiran karya-karya kriya Yaman tersebut, pada akhirnya diharapkan dapat menunjang peningkatan kualitas kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan ekonomi kreatif merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan produktif yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan dan bakat seseorang. Dalam proses ini, dibutuhkan kreativitas dalam menciptakan “Produk Kreatif”, yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Selain itu, Kegiatan ekonomi kreatif, diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa dan keterampilan berolah seni, sehingga tercipta produk karya yang bernilai estetis dan ekonomis tinggi.
Untuk mencapai hal itu, dibutuhkan kreativitas tinggi dalam mengolah ide, gagasan dan pemikiran yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan pasar. Dalam kondisi ini, para kriyawan harus mengeksplorasi bahan, media dan alat yang bisa digunakan untuk membuat desain atau produk baru yang orisinil, dan bernilai ekonomis tinggi. Selain itu, dengan kreativitasnya itu, para kriyawan disadari atau tidak akan memperoleh benefit atau keuntungan dari produk kreatif yang dihasilkanya. Sehingga hal ini dapat menguntungkan bagi semua pihak, termasuk di dalamnya akan meningkatkan kesejahteraan dan tarap hidup kriyawan dan pihak-pihak terkait yang konsens dalam pengembangan kegiatan ekonomi kreatif.***
PIYAN SOPIAN, Lahir di Subang 29 Desember 1975, Alumni SMIK Negeri Tasikmalaya (sekarang SMKN 3 Kota Tasikmalaya). Menempuh Pendidikan S1 di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Universitas Negeri Yogyakarta dan S2 Program Studi PKLH Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Menulis artikel/opini dan karya tulis tentang seni, budaya, politik dan pariwisata dibeberapa media masa/media online, khususnya Kabar Priangan. Sempat bergabung di Management Pinggiran Art Exhibitions Tasikmalaya, Komunitas Pelukis Pinggiran, Kelompok Seni Rupa Tasik (KSRT), Silva SMKN 3 Kota Tasikmalaya, Galery Baraya Seni Rupa Indonesia (GBSRI) dan Himpunan Perupa Tasikmalaya (HIPSIK). Aktif mengikuti kegiatan pameran dibeberapa daerah, diantaranya; Tasik, Garut, Bandung, Jogja, Semarang, Malang dan Bali. Saat ini bekerja sebagai Guru Seni Budaya SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. Tinggal di Dusun Kalanganyar Desa Mandalahayu Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.