Menginterpretasi Lukisan Lukman Zen

Loading

Judul Karya : Soul Dance (Tarian Jiwa)   
Media/Teknik : Cat Akrilik diatas Kanvas
Ukuran  : 100 x 90 cm
Tahun   : 2019
Deskripsi Karya : Gerak langkah daLam kehidupan, seirama dengan rentang waktu geliat kehidupan sampai masa modern ini.  Proses pembersihan jiwa, Pemanfaatan seni tari sebagai katarsis memiliki penghatan mendalam terhadap seni tari. Objek penari sebagai kebanggaan negara Indonesia dipastikan bisa menstimulus kehidupan di lam nyata untuk seimbang, seirama serta memiliki tujuan pasti dengan cita-cita tinggi yang bermartabat.

Lukman Zen lahir di Garut Menempuh pendidikan S1 di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS IKIP Bandung (sekarang UPI). Sempat/sedang menempuh pendidikan S2 di Institut Teknologi Bandung, tetapi karena “kesibukan” dan “keasikan berbisnis”, pendidikannya itu belum diselesaikannya hingga kini. Sejak tahun 1992 hingga sekarang, aktif dalam kegiatan kesenian di Indonesia. Selain dikenal sebagai pelukis, Lukman Zen yang saat ini tinggal di Mandala Residence Blok G. 23 Garut Jawa Barat, juga memiliki ketertarikan untuk menggeluti bidang seni lainnya, misalnya seni grafis, photografi, videografi dan seni musik. Bidang-bidang tersebut, selain dapat memberi ‘kepuasan bathin’ bagi dia, juga dapat dijadikan “profesi yang menjanjikan’, yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup dan kehidupan dia dan masyarakat di sekitarnya.

Aktivitas Pameran & Seni Rupa (5 tahun terakhir) : 1992-2024 : Aktif Pameran, performance Art, Seni Instalasi, Videography, Photography Nasional – Internasional, salahsatu event yang diikuti dan diselenggarakan ;

  • NATURE Pameran Wisata GBSRI Jilid 1, 21 Juli 2019 Papandayan Camping Ground Garut
  • Ekplorasi Media, 5 -15 Seftember 2019 Hotel Mangkubumi Tasik
  • Pameran Flash MOB, 16-22 Oktober 2019 Gedung YPK Naripan 7-9 Bandung
  • Pameran Artasik #5, 19-26 OktoberTasik
  • Sungging Adhi Linuwih #5, Forum Ketahanan Budaya (FORKAB). 11 – 19 November 2019 di Gedung Serbaguna Pohkecik – Mojokerto
  • Pameran Memadukan Warna Mempersembahkan Karya, (KOPPI). 4 – 11 Desember 2019 di Hotel Swiss Belresidences (RasunaEpicentrum) – Jakarta
  • Pameran Nusantara, GBSRI Online dan Offline 2019-2022 (masih berlangsung) tingkat Nasional
  • The Best Award Photography, Nature Up Close Category 2022 Pixoto Boulder,Colorado, United States
  • The Best Award Painting 2022 Pixoto Boulder,Colorado, United States
  • Award Photocrowd 2022, England, United Kingdom
  • Event Pameran Online GBSRI dari tahun 2019-2022, Nasional
  • GBSRI Art Contest 2022

PENGHARGAAN:     

Selain aktif dalam bidang kesenian, Lukman Zen yang saat ini dikenal sebagai pelopor berdirinya Gallery Baraya Seni Rupa Indonesia (GBSRI), sebuah komunitas seni tempat berhimpunnya para seniman (baca;perupa) se-Indonesia, juga dikenal sebagai “pebisnis muda” yang menggeluti “dunia properti” hingga saat ini. Dalam bisnisnya itu, dia senantiasa mengkolaborasikan dunia seni dan bisnis menjadi strategi dan kekuatan dia dalam bekerja.

Aktivitas lain yang digeluti Lukman Zen selain berkesenian dan berbisnis, yaitu bergabung dalam “komunitas motor” di Garut. Lewat komunitasnya itu, dia beserta anggota yang lainnya banyak mengadakan kegiatan “touring ke beberapa daerah di Indonesia. Selain touring, aktivitas lain yang dilakukan dia dan komunitasnya, yaitu mengadakan kegiatan sosial, dalam rangka ikut membantu meringankan beban hidup masyarakat di sekitarnya. Misalnya melalui kegiatan aksi bakti sosial, khitanan masal, pengajian rutin dan lain sebagainya. Bagi Lukman Zen, berkarya dan berkativitas dalam banyak bidang, merupakan media untuk mengekspresikan “banyak hal” yang ada dalam pikirannya. Termasuk di dalamnya menyampaikan isi hati, perasaan dan pengalaman hidupnya selama ini. Oleh karenanya, untuk mengekspresikan apa yang diharapkannya itu, maka diperlukan kepekaan, pengamatan, dan daya berpikir tinggi dalam menyerap berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya.

Khusus dalam bidang seni (baca;lukisan), Lukman Zen tidak secara langsung mentransfer “apa yang dia dapatkan” lewat karyanya. Dia biasanya melakukan tahapan pengamatan terhadap berbagai hal yang ada hubungannya dengan objek yang akan dibuat menjadi karya. Selain itu, ketepatan dalam memilih bahan/media dan teknik/keterampilan dalam berkarya, menjadikan karya seni yang dihasilkannya menjadi sangat menarik, karena pilihan media ungkap, gaya (style) dan ide/gagasan yang dipilihnya terjaga dengan baik. Dalam proses selanjutnya, karya seni yang dihasilkan Lukman Zen, tidak hanya dinikmati untuk pemenuhan kebutuhan ekspresi dan estetis dia saja. Tetapi lebih dari itu, kehadiran karya seni, dapat dijadikan ruang atau media untuk meningkatkan “tegur sapa” tentang banyak hal yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk di dalamnya sebagai media untuk memberi penyadaran dan pencerahan rohani bagi kita semua.

Yeux Pointus, Medium/Teknik : Acrilyc on Canvas – 60 x 50 cm : 2019

Berkaitan dengan karya lukis yang dihasilkan Lukman Zen, tampaknya dia tidak kaku dalam memilih media yang akan digunakan. Dia memiliki kebebasan untuk memilih dan menggunakan media yang dikehendakinya. Bagi Lukman Zen, berbagai media yang ada disekitarnya baik yang sudah biasa digunakan untuk melukis, misalnya; cat air, cat minyak, akrilik, kanvas dan lain-lain, maupun media lain yang sebelumnya tidak pernah dipakai seniman, pada dasarnya bisa digunakan. Karena dalam berkarya, idealnya seorang seniman tidak tergantung/dibebani pada salah satu media saja. Dia bisa mencari dan mengungkapkan ekspresinya pada media lain yang ditemukannya dan dapat mendukung ekspresinya itu. Hal ini dilakukan agar kreativitas seniman tidak berhenti atau mati oleh karena tidak tersedianya media untuk mengungkapkan ekspresinya.

Sementara itu, mengenai gaya lukisan yang dibuat Lukman Zen, penulis melihat hal itu bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Dalam hal ini, ada kecenderungan Lukman Zen lebih mengutamakan/mengedepankan pesan moral yang akan disampaikan dalam lukisannya. Akan tetapi untuk mengetahui kecenderungan gaya yang sering muncul/dipilih Lukman Zen dalam berkarya, penulis melihat ada kecenderungan Lukman Zen lebih senang mengkolaborasikan beberapa gaya dalam lukisan yang dibuatnya. Adanya kolaborasi/gabungan gaya lukisan tersebut, ternyata menghadirkan daya tarik dan interpretasi yang beragam. Misalnya lukisan yang berjudul “Soul Dance” (cat minyak & acrilyc, 100 X 90 Cm), yang menggambarkan tiga orang penari dengan “gemulainya” melakukan gerakan indah dan menarik. Lukisan tersebut dalam pandangan penulis, dapat dikatakan secara visual merupakan kolaborasi gaya realis dan ekspresionisme (Rileks). Dalam hal ini, penulis melihat adanya usaha Lukman Zen untuk menggambarkan objek seperti apa adanya, yang kemudian dijadikan sebagai “subjek” yang tampil dalam karya seni yang dihasilkannya. Subjek tersebut divisualkan sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari “tanpa melebih-lebihkan sesuatu” yang dapat mengarah pada interpretasi tertentu. Selain itu, Lukman Zen berusaha untuk menampilkan subjek lukisannya tidak hanya sekedar “mirip” dengan objek aslinya, namun juga berusaha untuk mencapai/mendapatkan karakter objek, nuansa, dan suasana yang sesuai dengan relitas objek yang diamatinya. Sedangkan dalam sisi yang lain (dalam lukisan yang sama), Lukman Zen juga berusaha memvisualisasikan ide dan gagasan kreatifnya dengan cara “mendistorsi” kenyataan lewat efek-efek emosional. Meskipun begitu biasanya seorang ekspresionis tetap memiliki kemampuan teknis yang hebat dan sensitibilitas tinggi terhadap issue-issue seni. Baik secara langsung (mempelajarinya sendiri) maupun secara tidak langsung; terpengaruh dari lingkungannya yang kaya akan khazanah seni.

Kolaborasi gaya yang dihadirkan Lukman Zen pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari adanya interpretasi dan pandangan dia dalam mengeksplorasi dan mengaplikasi materi serta gagasan seni ke dalam sebuah karya dengan pendekatan yang sifatnya individualistik. Dalam hal ini Lukman Zen memiliki kemampuan untuk mentransformasikan berbagai realitas yang terjadi ke dalamkarya dengan presfektif dan kreativitasnya. Dengan kemampuannya itu, Lukman Zen berhasil menghadirkan karya dengan berbagai medium, teknik, ide dan interpretasi pribadi dalam menggambarkan realitas yang dipilih untuk divisualisasikan. Dalam persfektif ini, ada diversifikasi dan intensifikasi daklam mengeksplorasi dan mengaplikasi materinserta gagasan seni yang dilakukan Lukman Zen dalam mewujudkan gagasan-gagasan kreatifnya dalam berkarya.***

 

PIYAN SOPIAN, Lahir di Subang 29 Desember 1975, Alumni SMIK Negeri Tasikmalaya (sekarang SMKN 3 Kota Tasikmalaya). Menempuh Pendidikan S1 di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Universitas Negeri Yogyakarta dan S2 Program Studi PKLH Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Menulis artikel/opini dan karya tulis tentang seni, budaya, politik dan pariwisata dibeberapa media masa/media online, khususnya Kabar Priangan. Sempat bergabung di Management Pinggiran Art Exhibitions Tasikmalaya, Komunitas Pelukis Pinggiran, Kelompok Seni Rupa Tasik (KSRT), Silva SMKN 3 Kota Tasikmalaya, Galery Baraya Seni Rupa Indonesia (GBSRI) dan Himpunan Perupa Tasikmalaya (HIPSIK). Aktif mengikuti kegiatan pameran dibeberapa daerah, diantaranya; Tasik, Garut, Bandung, Jogja, Semarang, Malang dan Bali. Saat ini bekerja sebagai Guru Seni Budaya SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. Tinggal di Dusun Kalanganyar Desa Mandalahayu Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.