Menggali Kreativitas Lewat Seni Lukis

Loading

Judul : 25 gulden karya Faisol Nurrohman, Akrilik di Kanvas 75 x 145 cm (karya GBSRI art contest)

Karya seni sebagai salah satu produk kreatif, kehadirannya tidak dapat dipisahkan dari adanya kemampuan atau kecakapan seseorang dalam menciptakan sesuatu menjadi sebuah karya yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Dalam hal ini, kemampuan yang dimaksud, yaitu adanya potensi untuk mengeksplorasi dan mengaplikasikan materi serta gagasan seni ke dalam sebuah karya dengan kreativitasnya masing-masing. Dengan kemampuannya itu, maka dalam perkembangan selanjutnya, banyak karya seni yang dihasilkan dengan berbagai medium, teknik, ide dan interpretasi pribadi dalam menggambarkan realitas yang dipilih untuk divisualisasikan. Dalam persfektif ini, ada diversifikasi dan intensifikasi dalam mengeksplorasi dan mengaplikasi materi dan gagasan seni yang dilakukan oleh seseorang dalam mewujudkan gagasan-gagasan kreatifnya dalam berkarya.

Dalam proses selanjutnya, tumbuhnya kesadaran dan kemampuan untuk mengembangkan karya seni, merupakan respon seniman terhadap fenomena yang terjadi dan keinginan untuk mengabadikannya ke dalam sebuah karya, agar dapat dinikmati dan dirasakan kehadirannya baik oleh pribadi maupun masyarakat umum. Dengan kesadarannya itu, seniman kemudian menghadirkan karya seni untuk memenuhi kebutuhan estetiknya. Mengenai hal ini, Tjetjep Rohendi Rohidi, menyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan estetik manusia yang kemunculannya dikarenakan adanya dorongan dalam diri manusia untuk merefleksikan eksistensinya sebagai mahluk yang berakal pikiran, bermoral dan bercitarasa, maka hal itu dapat dilakukan manusia melalui kebudayaannya. Dalam hal ini, kesenian menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Inside Your Soul karya Corry Harsya, Water Colour on baohong paper 50 x 70 cm (karya GBSRI art contest)

Kesadaran untuk menjadikan karya seni sebagai “media strategis” untuk memenuhi kebutuhan estetik manusia, pada awalnya merupakan hasil interpretasi dan respon seniman dalam menanggapi objek atau kondisi-kondisi tertentu yang kemudian divisualisasikan dalam wujud yang indah dan menarik, melalui media tertentu dengan teknik dan  aya yang dipilihnya.

Pengungkapan ekspresi melalui kesenian, pada kenyataannya lebih dapat diterima dan banyak dinikmati oleh masyarakat luas. Mengenai hal tersebut, Djelantik mengemukakan bahwa “memang pada kenyataannya pengungkapan suatu gagasan lebih menyusup ke dalam jiwa manusia bila disajikan dalam wujud kesenian dari pada dengan cara lain seperti ceramah, surat selebaran dan sebagainya. Kesenian mempunyai kelebihan karena mampu menggugat perasaan manusia secara langsung”.

Diantara berbagai ekspresi seni yang telah dihasilkan, seni lukis merupakan salah satu hasil ekspresi dan kreativitas seniman dalam mengolah berbagai medium dan unsur seni pada bidang datar dua dimensional yang mengekspresikan berbagai makna atau nilai subjektif. Mengenai hal tersebut, Myers dalam Humar Sahman menyatakan bahwa “ melukis adalah membubuhkan cat (yang kental maupun yang cair) di atas permukaan yang datar, yang ketebalannya tidak ikut diperhitungkan, sehingga lukisan itu sering dilihat sebagai karya dua dimensi. Berbagai kesan konfigurasi yang diperoleh dari pembubuhan cat itu, diharapkan dapat mengekspresikan berbagai makna atau nilai subjektif”. Sementara itu, Soedarso SP dalam pandangannya menyatakan bahwa “seni lukis adalah suatu pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional, dengan menggunakan garis dan warna”.

Kedua pandangan di atas, memperlihatkan adanya “keluasan wilayah kreatif” dari karya seni lukis yang dihasilkan. Dalam hal ini, seni lukis tidak hanya bersinggungan dengan masalah medium atau unsur seni saja, misalnya terbentuk dari adanya pengolahan unsur titik, garis, bidang, bentuk, warna, nada gelap terang dan tekstur, serta unsur non fisik, berupa kesatuan, irama, dan keseimbangan, tetapi lebih dari itu, dalam seni lukis terdapat suatu rangkaian proses dan hubungan yang tak terpisahkan antara proses penciptaan karya seni dengan realitas yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Pada proses penciptaan karya tersebut, munculnya motivasi/dorongan, inspirasi dan kemampuan dalam memvisualisasikan ide yang diharapkan, merupakan faktor dominan untuk menumbuhkan kesadaran seseorang dalam mewujudkan gagasan dan curahan ekspresinya ke dalam sebuah karya.

Selain itu, kehadiran karya seni lukis, merupakan hasil dari kesadaran estetik seniman dalam mengembangkan interpretasi pribadinya yang dilakukan berdasarkan pandangan seniman terhadap kehidupan. Dalam kondisi ini, kehadiran karya seni lukis tidak hanya berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan estetik manusia saja, tetapi lebih dari itu, karya seni lukis diharapkan mampu membuka ruang bagi berkembangnya pandangan, aspirasi, kebutuhan, gagasan-gagasan baru dalam mensikapi kehidupan, yang dengan sendirinya akan berpengaruh pula terhadap berkembangnya sebuah kebudayaan baru dalam kehidupan masyarakat.

Kesadaran untuk menjadikan karya seni lukis sebagai salah satu “media strategis” untuk menumbuhkan kesadaran bersama dalam mensikapi hidup dan kehidupan, merupakan modal besar bagi terwujudnya harapan seniman dalam membentuk sikap dan tradisi berkesenian menjadi lebih baik lagi. Dengan adanya sikap positif tersebut, tugas seorang seniman berikutnya, tidak hanya berhenti pada tataran ide saja, tetapi terus berupaya untuk mengadakan eksperimentasi dan eksplorasi dalam upaya menyatukan perasaan, wawasan dan teknik penciptaan karyanya.

Dalam proses berikutnya, berkarya seni lukis pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari adanya potensi dan kreativitas seseorang dalam berkarya. Dalam hal ini, potensi dan kreativitas yang dimaksud yaitu adanya kemampuan untuk menemukan, membuat, merancang ulang, serta memadukan hal atau gagasan baru maupun lama menjadi kombinasi baru. Oleh karenanya, kehadiran kreativitas dalam berkarya seni lukis, harus terus dibina dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Kehadiran kreativitas dalam berkarya seni lukis, diharapkan akan ikut mendorong dan meningkatkan kemampuan seseorang dalam berkarya. Oleh karenanya, dalam proses ini dibutuhkan kemampuan dan kemauan seseorang untuk menggali ide dan gagasan kreatifnya menjadi lebih banyak lagi. Melalui seni lukis, seseorang mendapat kesempatan untuk mencurahkan segala hal yang ada dalam pikiran dan perasannya selama ini. Ia pun mendapatkan ruang kreatif untuk membuat dan mencipta karya seni lukis baru atau mengarah pada konteks kebaruan sesuai dengan ‘bentuk ekspresi’ yang dipilihnya.

Judul: Menunggu Bayangan karya Piyan Sopian, cat minyak & kanvas. ukuran 50 x 60 cm

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dibutuhkan pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai seni lukis dan berbagai dinamika yang mengitarinya. Dalam hal ini, pengetahuan tersebut, merupakan serangkaian runtutan yang harus dipelajari dan dikembangkan dengan baik, dalam upaya untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya seni lukis yang dihasilkan. Pengetahuan
yang dimaksud, dapat berupa penguasaan materi tentang sejarah seni lukis, pengetahuan tentang teknik, bahan dan bahasa rupa yang dihasilkan selama ini. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan karya seni lukis yang dihadapi dengan karya-karya seni lukis yang telah ada sebelumnya, sehingga dapat menemukan runtutan kehadirannya apakah terdapat pengaruh dari seni lukis yang lalu (telah ada sebelumnya) atau murni diciptakan oleh senimannya sebagai suatu penemuan yang sangat kreatif dan spektakuler. Selain itu, dengan berbekal pengetahuan yang ada, akan membantu seseorang untuk mengetahui berbagai cara yang digunakan seniman atau kreator untuk menampilkan karyanya dalam wujud yang nyata. Sedangkan pengetahuan mengenai bahan juga menjadi hal penting untuk dikaji, dalam hal ini berkaitan dengan bahan-bahan yang digunakan dalam sebuah karya seni lukis.

Selanjutnya adalah bahasa rupa, pengetahuan ini pada dasarnya berhubungan dengan perasaan dan kombinasi dari berbagai pengetahuan sebelumnya dalam usaha untuk mengapresiasi karya seni lukis secara menyeluruh dan mendalam, pengetahuan ini pada dasarnya akan mampu untuk mengetahui pesan yang disampaikan oleh sang seniman terhadap para apresiator. Secara prinsip pengetahuan tersebut mendasari baik untuk praktik menekuni profesi sebagai senirupawan, maupun sekedar untuk mengetahui dunia seni lukis atau untuk bekal dalam menikmati karya seni lukis yang banyak ragamnya.

Untuk selanjutnya, seorang seniman berusaha untuk mengkomunikasikan hasil kreativitasnya kepada masyarakat dengan berbagai cara. Dalam hal ini, seniman memiliki kebebasan untuk mengembangkan interpretasi pribadi dan menggambarkan realitas yang dipilih ke dalam karya. Dengan kondisi tersebut, maka seorang seniman mempunyai ruang untuk mengembangkan interpretasi pribadinya dalam merespon fenomena yang berkembang dalam kehidupan masyarakat ke dalam sebuah karya setelah terlebih dahulu melewati transformasi kreatif. ***

 

PIYAN SOPIAN, Lahir di Subang 29 Desember 1975, Alumni SMIK Negeri Tasikmalaya (sekarang SMKN 3 Kota Tasikmalaya). Menempuh Pendidikan S1 di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Universitas Negeri Yogyakarta dan S2 Program Studi PKLH Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Menulis artikel/opini dan karya tulis tentang seni, budaya, politik dan pariwisata dibeberapa media masa/media online, khususnya Kabar Priangan. Sempat bergabung di Management Pinggiran Art Exhibitions Tasikmalaya, Komunitas Pelukis Pinggiran, Kelompok Seni Rupa Tasik (KSRT), Silva SMKN 3 Kota Tasikmalaya, Galeri Baraya Seni Rupa Indonesia (GBSRI) dan Himpunan Perupa Tasikmalaya (HIPSIK). Aktif mengikuti kegiatan pameran dibeberapa daerah, diantaranya; Tasik, Garut, Bandung, Jogja, Semarang, Malang dan Bali. Saat ini bekerja sebagai Guru Seni Budaya SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya. Tinggal di Dusun Kalanganyar Desa Mandalahayu Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya.