Pameran Tatap Rupa

Loading

Tatap Rupa : Pameran Seni Rupa Alumni IKIP Jakarta/UNJ, Sebuah Cerminan Kreativitas dan Realitas Sosial

JAKARTA – Dalam menghadapi dinamika seni dan politik Indonesia, para alumni Seni Rupa IKIP Jakarta/UNJ menggelar pameran seni rupa yang bertajuk “Tatap Rupa”. Acara yang menjadi ajang reunian sekaligus wadah ekspresi kreatif ini akan berlangsung mulai 18 Februari hingga 18 Maret 2024 di Pop Up Gallery Lv. 4, Talenta Organizer – Plaza Indonesia, Jakarta.

Dua puluh empat pelukis lintas angkatan yang mengikuti pameran ini, diantaranya : Kembang Sepatu, Yuhaslinda, Syafrudin, Masagung Kirasave, Casjiwanto, Oceu Apristawijaya, Dina Lestari, Saffa Inayati, Marwan, Nasrul, Fetty Fatimah, Deden Hamdani, Sarnadi Adam, Prasetya Gautama, Ireng Halimun, Sahuri, Yuli Riban, Shamady Nura, Day Hidayat, Yusuf Dwiyono, Umam, Vy Patiah, Tri Sabariman, Jan Praba.

Pameran ini tidak hanya menjadi panggung untuk ekspresi individu, tetapi juga sarana membangun kembali silaturahmi antar alumni Seni Rupa IKIP Jakarta/UNJ.

Dalam “Tatap Rupa”, para seniman tidak hanya mengeksplorasi keindahan visual, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan terkait kondisi sosial dan politik Indonesia. Lukisan-lukisan mereka menjadi cerminan realitas sehari-hari, tantangan masyarakat, dan kritik terhadap kebijakan politik.

Pameran ini akan resmi dibuka oleh Prof. Dr. H. Dailami Firdaus SH. LLM., Anggota DPD/MPR RI pada tanggal 18 Februari 2024. Pop Up Gallery Lv. 4, Talenta Organizer – Plaza Indonesia, Jakarta, menjadi lokasi pameran yang akan berlangsung selama sebulan penuh.

Mengapa “Tatap Rupa” Penting? “Tatap Rupa” tidak hanya sekadar pameran seni, tetapi juga upaya para seniman untuk merespons dan merenungkan dinamika politik yang tengah berkembang di Indonesia. Dalam setiap goresan kuas, terdapat pesan kritis dan refleksi mendalam terhadap kondisi sosial-politik yang melingkupi mereka.

Dinamika Seni dan Politik dalam “Tatap Rupa”

Dalam pameran ini, para seniman tidak hanya menyajikan karya-karya yang estetis, tetapi juga menciptakan narasi yang terkait erat dengan kondisi politik Indonesia. Setiap lukisan, setiap goresan kuas, dan setiap warna yang dipilih memiliki makna tersendiri. Pameran ini mengundang para pengunjung untuk “melihat” lebih dari sekadar keindahan visual, tetapi juga merenung tentang makna di balik setiap karya.

  1. Dinamika Warna dan Politik Dalam seni rupa, warna bukan sekadar elemen estetis, tetapi juga pembawa pesan. Beberapa seniman mungkin memilih warna-warna yang mencerminkan semangat kebangsaan, sementara yang lain mungkin menggunakan palet yang mencerminkan kritik terhadap situasi politik. Misalnya, penggunaan warna merah dan putih yang kuat dapat diartikan sebagai solidaritas dan semangat nasionalisme.
  2. Lukisan sebagai Cermin Realitas Sosial Karya-karya seni dalam pameran ini tidak hanya tentang keindahan visual, tetapi juga sebagai refleksi realitas sosial. Lukisan-lukisan mungkin menggambarkan kehidupan sehari-hari, tantangan masyarakat, atau bahkan komentar terhadap kebijakan politik. Ini menciptakan dialog antara seniman dan pengunjung, membuka ruang untuk pemahaman yang lebih dalam.
Judul : komunikasi 1 Pelukis : Jan Praba Ukuran 50 cm x 50 cm Media Media acrylic on canvas Tahun 2023

Perbandingan dengan Kondisi Politik

Dalam konteks perpolitikan Indonesia, pameran seni “Tatap Rupa” dapat dianggap sebagai bentuk partisipasi warga seni dalam merespons dan merenungkan dinamika politik yang sedang berlangsung. Di tengah gejolak politik, seniman seni rupa memiliki peran unik dalam menyuarakan pandangan mereka.

  1. Pesan Kritis Terhadap Kondisi Politik Beberapa lukisan mungkin mencerminkan ketidakpuasan atau kritik terhadap kebijakan politik tertentu. Ini menciptakan narasi kritis yang mendorong pengunjung untuk merenung dan mengajukan pertanyaan tentang keadaan politik saat ini.
  2. Seni sebagai Medium Perubahan Sosial Dalam sejarah seni, seniman sering kali menjadi pelopor perubahan sosial. Pameran “Tatap Rupa” dapat dilihat sebagai upaya seniman untuk menggunakan seni rupa sebagai medium untuk merangsang kesadaran dan mendorong perubahan positif dalam masyarakat.

Konteks Internasional

Melihat kondisi politik di tingkat internasional juga dapat memberikan perspektif yang lebih luas terhadap pameran seni ini. Beberapa seniman mungkin terinspirasi oleh peristiwa global, memperkaya karya mereka dengan dimensi internasional.

  1. Perbandingan dengan Seni Rupa Global Menghubungkan karya-karya dalam pameran ini dengan tren seni rupa global dapat membuka wawasan tentang bagaimana seniman Indonesia menanggapi isu-isu global. Sejauh mana mereka terpengaruh oleh gerakan seni rupa internasional?
  2. Pengaruh Politik Global Pameran ini juga dapat menjadi cermin tentang sejauh mana kebijakan dan peristiwa politik global memengaruhi seniman lokal. Pengaruh global dapat tercermin dalam pemilihan tema, gaya, dan bahkan pesan politik yang disampaikan.

Pameran ini juga dapat dilihat sebagai refleksi dari pengaruh peristiwa politik global. Bagaimana seniman Indonesia menanggapi isu-isu global? Apakah karya-karya mereka tercermin dari peristiwa dan tren seni rupa internasional?

Bagaimana Peran Seni Rupa dalam Perubahan Sosial? Dalam sejarah seni, seniman sering kali menjadi agen perubahan sosial. “Tatap Rupa” bukan hanya tentang keindahan visual, tetapi juga tentang membangun dialog yang merangsang pemikiran dan mendorong perubahan positif dalam masyarakat.

Noyce Karya Kembang Sepatu Media acrylic on canvas Ukuran 100 x 100 cm Tahun 2023

Kesimpulan

Pameran seni rupa “Tatap Rupa” bukan hanya tentang memamerkan karya-karya visual, tetapi juga tentang membangun dialog antara seniman, pengunjung, dan konteks politik yang tengah berkembang. Di tengah kompleksitas dinamika politik, seni rupa memiliki potensi untuk menjadi medium penyampaian pesan yang kuat dan merangsang pemikiran.

Dengan menggabungkan elemen-elemen estetis, pesan kritis, dan keterlibatan politik, pameran ini dapat menciptakan ruang bagi perubahan sosial dan budaya. Harapannya, pameran seperti “Tatap Rupa” dapat terus menjadi panggung bagi seniman untuk mengekspresikan gagasan dan pandangan mereka, serta memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam diskusi yang lebih luas tentang politik dan kehidupan sosial.

Apa Harapan ke Depan? Dengan menggabungkan elemen-elemen estetis, pesan kritis, dan keterlibatan politik, “Tatap Rupa” diharapkan dapat menciptakan ruang bagi perubahan sosial dan budaya. Harapannya, pameran semacam ini dapat terus menjadi panggung bagi seniman untuk mengekspresikan gagasan dan pandangan mereka, serta memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam diskusi yang lebih luas tentang politik dan kehidupan sosial. Kami tetap mempertahankan esensi berita dengan memberikan informasi utama secara jelas dan tegas, sekaligus menyisipkan unsur puitis yang dapat membangkitkan minat pembaca. Dengan demikian, berita ini diharapkan mampu memberikan informasi yang holistik tentang pameran seni “Tatap Rupa” dan mengundang minat pembaca untuk menghadiri acara tersebut.***