Oleh: Piyan Sopian, S.Pd.,M.Pd.
- Latar Belakang
Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Internasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
Berdasarkan pengertian di atas, kehadiran Museum Sekolah yang berada di lembaga pendidikan, merupakan museum yang sarat dengan materi koleksi, disesuaikan dengan materi pelajaran. Keberadaan Museum Sekolah memiliki ciriciri yang educative, innovative, creative, dan mampu memberikan sifat pemahaman terhadap peserta didik. Belajar di ruangan Museum Sekolah, setidaknya mampu merubah pola pikir anak dari abstrak menuju realita. Sebab, apabila guru mengajar di ruang kelas anak didik nampak monoton, tanpa ada contoh fisik materi yang nyata. Sehingga dengan adanya ruang museum sekolah, akan menjadi setereosasi pembelajarannya, yaitu ada contoh bukti fisik untuk materi pelajaran.
Museum dikenal dengan ciri-ciri memiliki gedung yang tinggi, kokoh, dan terdapat berbagai arca-arca dan koleksi sejarah. Namun tidak semacam itu keberadaan museum sekolah yang ada di lembaga pendidikan. Museum Sekolah ini menampung berbagai bukti fisik yang dijadikan contoh pada saat materi ajar yang sedang dipelajari. Sehingga inti dari konsep keberadaan museum sekolah adalah untuk memahamkan materi ajar kepada peserta didik melalui bukti fisik sebagai contoh saat materi pelajaran yang dibahas. Namun juga harus disadari, keberadaan Museum Sekolah hanyalah sebagai alat untuk memahamkan, sehingga perlu peng-update-an koleksi.
Di dalam ruangan Museum Sekolah, pengajar dan yang diajar tidak hanya monoton melihat benda koleksi saja, namun komunikasi aktif menjadi sinergi positif. Berbagai diskusi, sesi pertanyaan, serta tanya jawab, menjadi komunikasi aktif agar anak didik mampu menghayati, memahami, serta merespon materi pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru. Komunikasi yang aktif antara pengajar dan anak didik saat berada di ruang Museum Sekolah, secara tidak langsung akan memberikan kontribusi membentuk karakter anak didik.
Inti dari keberadaan Museum Sekolah adalah koleksi dan pembelajaran, sehingga perlunya desain museum sekolah yang menarik bisa membuat anak didik betah dan semangat untuk belajar. Dengan adanya museum sekolah tersebut, guru tidak perlu membawa siswanya untuk keluar areal sekolah dalam rangka berkunjung di museum luar.
Berpijak dari paparan di atas, kehadiran Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya sebagai salah satu media untuk mengekspresikan ide dan gagasan kreatif Civitas Akademika SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, pada awalnya merupakan pengewajantahan kebutuhan manusia agar “tetap hidup”. Di dalamnya tersirat adanya upaya perjuangan manusia. Perjuangan untuk mencari, menemukan dan mengasilkan “karya” yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan “estetis dan edukasi” manusia. Oleh karenanya, Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya bukanlah sebuah benda mati, melainkan sebuah kerja, sebuah upaya strategis, sebuah perjuangan. Pengejawantahan dari kebutuhan manusia, yang di dalamnya tidak hanya terikat pada norma, adat istiadat, tradisi, kaidah dan benda-benda yang bernilai kultural saja, tetapi lebih dari itu, di dalam Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, dibutuhkan proses penerimaan, penerusan, penilaian, bahkan “reform” terhadap berbagai hal yang “telah” ada menjadi sesuatu yang lebih baru dan bermakna bagi kehidupan manusia, khususnya Civitas akademika SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya.
Inti dan hakekat kehadiran Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, hampir selalu merupakan refleksi langsung (kebutuhan) dan potensi rohaniah manusia, baik secara individual maupun kelompok, yang di dalamnya sering terkandung dimensi lalu, Kini dan esok. Artinya, di dalam Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, selalu meniscayakan terbukanya ruang “kreativitas dan kebaruan” dalam mengekspresikan ide dan gagasan seseorang/kelompok masyarakat tertentu dalam kehidupannya. Dengan terbukanya ruang kreativitas yang dimaksud, pada akhirnya akan mendorong seseorang khususnya Civitas akademika SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, untuk lebih mengetahui, memahami dan merasakan berbagai hal yang erat hubungannya dengan peningkatan kualitas hidup dan kehidupannya.
Oleh karenanya, kehadiran Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, dapat dijadikan media untuk proses “pembelajaran”. Dalam proses ini, kehadiran Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, tentunya akan bersentuhan dengan cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia, baik dalam dataran realitas individual maupun realitas sosio-kultural, karena hakekatnya ia merupakan, pada awalnya, hasil penafsiran dan penilaian kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat/komunitas penciptanya.
Dalam konteks seperti disebutkan di atas, Museum sebagai media untuk proses pembelajaran, tentunya akan mendorong seseorang untuk belajar menyimak apa yang dialami, menghayati apa yang didalami, mengungkapkan apa yang diingini. Selain itu, belajar di museum diharapkan dapat membantu seseorang untuk memanfaatkan kemampuan (raga, rasa dan akalnya), menggunakan kepandaian (berpikir dan berdaya reka), mempertinggi kehandalan (mengolah, menguasai, dan mengembangkan) sarana dan alat, serta memperkuat atau memperdalam minatnya (keinginan membentuk dan kehendak memecahkan masalah)”. Oleh karena itu, belajar di museum merupakan sebuah proses untuk mencari, menemukan, memahami, merasakan dan melakukan sesuatu baik teori maupun praktek. Bahkan lebih dari itu, belajar di museum dapat dimaknai sebagai sebuah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengeksplorasi ide dan gagasan, menggubah, mengkolaborasikan dan mengembangkan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan ilmu dan pengetahuan.
- Fungsi dan Manfaat Museum Sekolah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995: dalam Pedoman Museum Indoneisa, 2008. Museum memiliki tugas menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu :
a. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
- Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi,· pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
- Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi· kerusakan koleksi.
- Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga· koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
b. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
- Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu· pengetahuan dan teknologi.
- Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan· pengamanannya.
Sejalan dengan peraturan di atas, Kehadiran Museum Sekolah sebagai suatu lembaga yang mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan pengembangan nilai budaya bangsa serta meningkatkan kualitas Pendidikan Nasional, berusaha untuk menghadirkan benda-benda yang bernilai sejarah dan unik yang dapat dijadikan sebagai media belajar siswa dan masyarakat.
Bagi dunia pendidikan, keberadaan Museum Sekolah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan keberadaannya mampu menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya dan lingkungannya.
Museum Sekolah sebagai lembaga yang menyimpan, memelihara serta memamerkan hasil karya, cipta dan karsa manusia sepanjang zaman, merupakan tempat yang tepat sebagai Sumber Pembelajaran bagi kalangan pendidikan, dan bagi peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari Museum Sekolah, diantaranya:
- Menambah Pengetahuan Dan Wawasan
Museum sebagai tempat menyimpan berbagai koleksi benda-benda menarik, baik benda bersejarah maupun benda unik, dapat dijadikan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita. Dalam hal ini, kita juga dapat mengenal benda-benda yang dipamerkan di museum, serta dapat berkomunikasi dengan petugas museum perihal benda-benda yang menjadi koleksi museum.
- Berinteraksi Dengan Orang Lain
Museum juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk berinteraksi dengan orang lain. Di dalam museum kita akan menjumpai petugas dan pengunjung museum. Dalam hal ini, kita dapat berinteraksi dengan petugas museum untuk menanyakan berbagai hal seputar museum atau benda-benda yang ada di dalam museum. Selain itu, anda juga dapat berinteraksi dengan pengunjung museum lainnya untuk saling mengenal antara satu dengan lainnya.
- Hiburan/Rekreasi
Manfaat lain yang bisa diperoleh di museum yaitu sebagai tempat rekreasi/hiburan. Dalam hal ini, kehadiran museum diharapkan dapat memberi rasa puas dan kesenangan bagi para pengunjung museum tersebut.
- Sebagai Referensi Visual
Referensi berarti sumber acuan dan visul adalah dapat dilihat dengan indra penglihatan maka Referensi Visual berarti Sumber acuan yang dapat dilihat dengan indra penglihatan. Di dalam museum, kita dapat melihat secara langsung benda-benda koleksi museum. Benda-benda tersebut mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya, hanya cerita dari Guru atau teman kita. Di dalam museum kita dapat melihat beragam benda menarik yang menjadi koleksi museum sebagai referensi visual yang bisa digunakan dalam berbagai keperluan.
Secara khusus manfaat dari Museum Sekolah diantaranya:
- Bagi Guru
Museum Sekolah yang berada di lembaga pendidikan memang terkonsep untuk memahamkan anak didiknya dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya. Keberadaan Museum Sekolah memiliki nilai-nilai kemanfaatan bagi pengajar atau guru, diantaranya: Guru senantiasa dengan mudah memberikan pemahaman terhadap anak didik dengan memberikan contoh materi ajar secara nyata. Keberadaan Museum Sekolah bagi guru, merupakan wujud perhatiannya untuk mengembangkan dunia pendidikan. Guru dapat langsung menilai peserta didik dalam segi perkembangan pola pikirnya, ketika guru mengajak di museum sekolah yang berada di lembaga pendidikannya. Untuk mencari inovasi dalam pembelajaran, sehingga tidak hanya monoton di kelas, melainkan anak didik bisa dibawa ke ruang museum sekolah. Dengan fasilitas yang sudah memadai dalam proses mengajar, guru setidaknya memiliki asupan semangat untuk terus memberikan yang terbaik bagi pendidikan.
- Bagi Anak Didik
Anak didik pergi ke sekolah, tentunya dengan niat untuk mencari ilmu yang bermanfaat, dan ilmu yang mampu menjadikan dirinya membentuk karakter pribadi ketika nanti sudah berada di masyarakat. Ilmu sendiri tidak hanya sekedar dicari, melainkan juga harus dipahami, dimaknai, serta diamalkan. Begitu pula manfaat keberadaan Museum Sekolah bagi anak didik memiliki nilai-nilai positif yang mampu ditelaah oleh mereka, yaitu: Dengan adanya contoh pengajaran yang nyata, anak didik mampu memaknai, meresapi, dan mengetahui contoh materi ajar yang sedang dibahas. Adanya perkembangan inovasi dalam proses pembelajaran, anak didik semakin semangat untuk terus meningkatkan belajarnya. Perubahan berpikir, pola prilaku, akan sangat memperngaruhi anak didik ketika mereka langsung diberikan contoh materi ajar di museum sekolah. Bagi anak didik keberadaan museum sekolah merupakan wujud apresiasi positif dari lembaga pendidikan kepada anak didik sehingga terdapat pembaharuan dalam proses pembelajaran.
- Bagi Masyarakat
Museum Sekolah sebagai tempat koleksi banyak objek/benda menarik, baik bersejarah maupun unik, dapat dijadikan sebagai media edukasi, rekreasi/hiburan dan informasi bagi masyarakat luas. Lewat museum Sekolah, masyarakat bisa diajarkan dan menjadi pelajaran penting dalam bidang pendidikan. Sementara itu, museum sebagai media rekreasi/hiburan, tentunya akan memberi kepuasan dan kesenangan bagi masyarakat yang menikmati koleksi objek/benda yang dipamerkan di Museum Sekolah. Sedangkan Museum Sekolah sebagai media informasi, kita bisa mendapatkan berbagai hal/informasi terkait objek/benda yang terdapat di Museum sekolah.
C. Identitas Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras
- Lokasi Museum Sekolah yaitu Kampus SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, (Jl. Raya Papayan Kec. Jatiwaras Kab. Tasikmalaya Tlp/ Fax (0265-566362) Post 46191 Email : smanjatiwaras2013@gmail.com).
- Bangunan Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya menggunakan Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru & TU, Ruang Kelas, Ruang Laboratorium IPA, Ruang Koridor dan Teras Kelas (sebagian sudah ditata/dipakai, sebagian lainnya masih dalam proses penataan).
- Koleksi Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya berupa benda/karya 2 dimensi dan 3 dimensi, dengan syarat; (1) mempunyai nilai sejarah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, nilai ilmiah, dan nilai estetika, (2) diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis, dan fungsinya, (3) dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi, makna, asal secara historis dan geografis, genus (untuk biologi), atau periode (untuk geologi), (4) dapat dijadikan dokumen dan dapat dijadikan bukti bagi penelitian ilmiah, (5) merupakan benda asli, bukan tiruan, kecuali untuk benda-benda tertentu yang memungkinkan di buat reflikannya/tiruannya (6) merupakan benda yang memiliki nilai keindahan (masterpiece), dan (7) merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya.
- Peralatan museum, harus memiliki sarana dan prasarana berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana perawatan koleksi (AC, dehumidifier), pengamanan (CCTV, alarm), lampu, label, dll. (sedang dilengkapi) 5. Tim pengembang Museum Sekolah terdiri dari; kepala museum, sekretaris, bendahara, bidang pengelola koleksi (kurator), bidang konservasi (perawatan), bidang penyajian (preparasi), bidang informasi dan teknologi, bidang organisasi dan peningkatan SDM, bidang kerjasama antar lembaga dan pelayanan masyarakat.
- Sumber dana untuk kegiatan Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, berasal dari anggaran sekolah dan pihak sponsor/donator.
D. Zona Museum
Zona Museum SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari
- Zona Sejarah dan Perkembangan SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya
- Zona MIPA
- Zona Ekonomi
- Zona Agama
- Zona Seni Budaya
- Zona Olah Raga
- Zona PPKn
- Zona Bahasa
- Zona Kesiswaan/Ekstrakurikuler
- Zona Budaya dan Kearifan Lokal
E. Permasalahan/kendala yang dihadapi
Kehadiran Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, sebagai salah satu “media strategis” untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, pada awalnya dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pandemic Covid-19 yang melanda negeri kita, beberapa agenda Museum Sekolah tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana. Hal tersebut tentunya berimbas pada tidak tercapainya target penyelesaian Museum Sekolah yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, pandemic Covid-19 menyebabkan komunikasi dan koordinasi tim museum sekolah tidak dapat berjalan dengan baik. Meskipun demikian, hal itu bukan berarti kita harus kehilangan aktivitas, kreativitas dan gagasan untuk “terus berkarya”. Untuk itu dalam rangka menyelesaikan agenda Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, pada akhirnya kami harus pandai memilih agenda yang mungkin dapat dilaksanakan di tengah pandemic covid yang masih menghantui kita saat ini.
F. Penutup
Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, sebagai salah satu “media strategis” untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, merupakan modal besar bagi terwujudnya harapan Civitas Akademika SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya dalam membentuk sikap dan “kewajiban belajar” menjadi lebih baik lagi. Dengan adanya sikap positif tersebut, tugas kita selanjutnya, tidak hanya berhenti pada tataran ide saja, tetapi terus berupaya untuk merealisasikan ide/gagasan yang dimiliki menjadi sebuah karya nyata. Untuk selanjutnya, tugas kita semua (Civitas Akademika SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya) yaitu berusaha untuk mengkomunikasikan Museum Sekolah SMAN 1 Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya kepada masyarakat dengan berbagai cara. Dalam hal ini, Kita memiliki “kebebasan” untuk memilih cara dan pendekatan dalam mensosialisasikan Museum Sekolah tersebut. Termasuk di dalamnya mengembangkan ide dan gagasan kreatif dalam merespon fenomena yang berkembang di masyarakat ke dalam sebuah karya setelah terlebih dahulu melewati transformasi kreatif.***